Semoga Hal-hal dan informasi yang saya sampaikan di blog ini bermanfaat ya
MAKALAH
ANALISIS DAN DESAIN PEKERJAAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen SDM 1 dengan judul Analisis dan Desain Pekerjaan. “ Tak ada Gading yang Tak Retak” begitulah kata pepatah. Apabila ada
kesalahan dalam makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Jambi, Oktober 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................
i
DAFTAR ISI.....................................................................................
ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................
1
1.1.Latar Belakang.............................................................................
1
1.2.Rumusan Masalah.........................................................................
1
1.3.Tujuan...........................................................................................
2
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................
3
2.1. Pengertian Analisis Pekerjaan......................................................
3
2.2. TujuanAnalisis Pekerjaan.............................................................
3
2.3. Jenis Analisis
Pekerjaan...............................................................
6
2.4. Klasifikasi
Pekerjaan...................................................................
9
2.5. Pengertian Desain
Pekerjaan....................................................... 10
2.6. Tujuan Desain
Pekerjaan............................................................. 11
2.7. Elemen-Elemen
Desain Pekerjaan............................................... 11
BAB III. PENUTUP.......................................................................... 13
3.1. Kesimpulan.................................................................................. 13
3.2.Saran............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manajemen
sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang
lingkup tenaga kerja baik karyawan, pegawai, buruh, manajer dan lainnya untuk
dapat menunjang aktivitas perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah departemen
sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource
department bahkan ada yang menyebutnya HCD atau Human Capital Division.
Menurut
A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang
berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan
dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang
tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Manajemen
sumber daya manusia juga menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan
karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,
kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber
daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi
secara langsung sumber daya manusianya.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
dari makalah ini adalah
1. Apa pengertian analisis pekerjaan?
2.
Apa tujuan
analisis pekerjaan?
3. Apa saja jenis-jenis analisis pekerjaan?
4.
Apa saja
klasifikasi pekerjaan?
5. Apa pengertian desain pekerjaan?
6. Apa tujuan desain pekerjaan?
7. Apa saja elemen-elemen desain pekerjaan?
1
1.3.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui Pengertian Analisis Pekerjaa
2.
Untuk mengetahui Tujuan Analisis Pekerjaan
3.
Untuk mengetahui Jenis Analisis Pekerjaan
4. Untuk mengetahui Klasifikasi Pekerjaan
5.
Untuk mengetahui Pengertian Desain Pekerjaan
6.
Untuk mengetahui Tujuan Desain Pekerjaan
7. Untuk mengetahui Elemen-Elemen Desain Pekerjaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan adalah menepatkan orang yang tepat
pada suatu pekerjaan tertentu, sesuai dengan kemampuan,keahlian dan pengalaman
dalam melakukan suatu pekerjaan. Pada hakikatnya semua orang menduduki jabatan
manajerial atau pejabat negara sekalipun adalah sumber daya manusia juga. Suatu
organisasi atau negara diperlukan keberadaan sekelompok orang-orang analisis
pekerjaan yang bertugas melakukan analisis terhadap suatu atau semua pekerjaan
yang ada.
Menurut Siagian (2000) pengertian analisis
pekerjaan adalah usaha sistematik dalam mengumpulkan,
menilai dan mengorganisasikan senua jenis pekerjaan yang terdapat dalam suatu
organisasi. Menurut Flippo (2000) analisis pekerjaan adalah proses mempelajari
dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab
suatu pekerjaan tertentu. Dengan demikian ada hubungan yang erat antara desain
pekerjaan dengan analisis pekerjaan. Tanpa analisis pekerjaan maka tidak akan
dapat mengadakan desain pekerjaan. Analisis pekerjaan sangat dibutuhkan dalam
mendesain pekerjaan di dalam perusahaan. Secara umum analisis pekerjaan
merupakan proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan
oleh seorang pekerja, yang dilaksanakan dengan cara mengmati atau mengadakan
interview terhadap pekerja, dengan bukti-bukti yang benar dari
supervisor.
2.2. Tujuan Analisis
Pekerjaan
Dalam suatu analisis pekerjaan, terdapat tujuan yang harus tercapai. Tujuan
analisis pekerjaan yaitu
1. Memperoleh tenaga kerja pada posisi
yang tepat
2. Memberikan kepuasan pada diri tenaga
kerja
3. menciptakan iklim dan kondisi
kerja yang kondusif
3
Tindakan-tindakan yang diperlukan oleh managemen SDM untuk mencapai tujuan
yang didasarkan pada informassi analisi pekerjaan adalah :
1. Evaluasi peran lingkungan terhadap
pekerjaan individu.
2. Kaji kembali kemungkinan
ada persyaratan kerja yang usang.
3. Ciptakan peraturan yang dapat
menguntugkan semua pihak.
4. Rancang kebutuhan SDM masa depan.
5. Sesuaikan antara jumlah pelamar dan
pekerjaan yang tersedia.
6. Rancang
kebutuhan pendidikan dan pelatihan untuk karyawan baru maupun karyawan yang
sudah berpengalaman.
7. Ranvcang rencana pengembangan potensi
karyawan.
8. Tentukan standar kerja/prestasi yang
realistis.
9. Penempatan karyawan hendaknya sesuai
dengan minatnya.
10. Penempatan karyawan sesuai dengan ahlinya.
11. Berikan kompensasi secara wajar.
Menurut Gomes (2003;92) Ada 12 tujuan analisis pekerjaan yang digunakan
oleh sektor publik maupun sektor swasta, yaitu:
1. Job
description, yaitu untuk mengidentifikasikan pekerjaan, riwayat pekerjaan,
kewajiban-kewajiban pekerjaan, dan pertanggung jawaban, serta untuk mengetahui
spesifikasi pekerjaan atau informasi mengenai standar pekerjaan.
2. Job
classification, yaitu penyusunan pekerjaan-pekerjaan kedalam kelas-kelas,
kelompok-kelompok, atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistematika tertentu
3. Job
evaluation, yaitu suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan berdasarkan
kegunaan masing-masing di dalam organisasi dan dalam pasar tenaga kerja luar
yang terikat
4. Job
desinng restructuring, yaitu meliputi usaha-usaha untuk mengalokasikan dan
merestrukturisasi kegiatan pekerjaan kedalam berbagai kelompok
5. Personel
requirement, yaitu berupa persyaratan atau spesifikasi tertentu bagi
suatu pekerjaan
4
6. Performance
appraisal, yaitu merupakan penilaian sistematis yang dilakukan oleh supervisor terhadap
performansi pekerjaan dari para pekerja
7. Worker
training, yaitu pelatihan yang ditujukan kapada para pekerja
8. Worker
mobility, yaitu dinamika keluar-masuknya seseorang dalam posisi,
perkerjaan-pekerjaan, dan okupasi-okupasi tertentu
9. Efficiency,
ini mencangkup penggabungan proses kerja yang optimal dan rancangan keamanan
dari peralatan dan fasilitas, serta prosedur kerja, susunan kerja dan standar
kerja
10. Safety, berfokus pada
identifikasi dan peniadaan perilaku kerja yang tidak aman, kondisi fisik dan
kondisi lingkungan
11. Human resource planning,
kegiatan antisipasi dan reaktif melalui suatu organisasi
12. Legal, aturan dan
ketentuan lain yang berkaitan dengan organisasi.
Langkah-Langkah Utama
Dalam Analis Pekerjaan
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh
dalam analisis jabatan.:
1. Tentukan lebih dulu tugas-tugas pokok
yang harus ada dalam jabatan itu, termasuk didalamnya perilaku dan aktivitas
yang melekat pada jabatan itu.
2. Mengidentifikasi knowledge,
abilities, skills, dan other characteristics
(KASOCs) yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas-tugas itu.
a. Knowledge berarti
seperangkat informasi yang ada di dalam prosedur yang harus diterapkan dalam
pekerjaan itu.
b. Abilities berarti
kompetensi untuk menghasilkan hasil yang bisa diamati. Misalnya: kemampuan
seorang pengetik yang baik adalah menghasilkan ketikan yang rapi dan tidak
banyak salahnya.
c. Skill berarti
kompetensi untuk melakukan tindakan yang bisa dipelajari, baik yang sifatnya
motorik, verbal, manual, atau melakukan pengolahan mental yang menyangkut data,
orang atau barang.
d. Other
characteristics meliputi faktor kepribadian, sikap, atau watak yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Laporan analisa jabatan untuk
5
seorang perwira patroli jalan raya mungkin berupa
pengetahuan hukum, komunikasi lisan yang baik, kemampuan menyopir yang trampil,
dan keterandalan untuk melaksanakan tugasnya dengan cukup baik.
2.3.
Jenis Analisis Pekerjaan
1. Analisis Pekerjaan Tradisional
(Traditional Job Analysis)
Analisis pekerjaan tradisional
(Traditional Job Description), yang mana hanya mencari informasi sekitar 3
aspek, yaitu: (a) Tanggung jawab (responsibilities) dari seseorang terhadap
pekerjaannya dan tunduk pada pengarahan dan pengendalian, (b) Kewajiban
(duties) umum dari orang yang memegang suatu kedudukan, dan (c) Kualifikasi
(qualification) minimal yang layak untuk diterima
2. Analisis Pekerjaan yang
beroreientasi hasil (Ersult-oriented Jobs Description atau RODS)
Analisis pekerjaan yang berorientasikan
hasil ini merupakan suatu kehidupan kecil di dalam program-oriented budget yang
bermanfaat bagi produktivitas. Analisis pekerjaan jenis ini berasumsi bahwa
uraian pekerjaan akan menjadi lebih bermanfaat jika uraian pekerjaan tersebut
memperjelas harapan-harapan organisasi kepada para pekerja, dan keterkaitan
antara tugas-tugas, standar-standar, kecakapan-kecakapan, dan
kualifikasi-kualifikasi minimal. Oleh karena itu, analisis pekerjaan ini memuat
keterangan-keterangan yang berkisar pada pertanyaan-pertanyaan, seperti:
a. Tasks. Perilaku,
kewajiban, atau fungsi apa yang penting bagi suatu pekerjaan
b. Conditions. Bagaimana
sifat dasar daripada pekerjaan, atau syarat-syarat apa yang diperlukan agar
pekerjaan itu terlaksana, biasanya mudah atau sulit?Petunjuk tertulis apa atau
instruksi-instruksi supervisor apa yang tersedia untuk membantu pekerja dalam
melaksanakan suatu tugas tertentu
c. Standards. Harapan-harapan
performansi obyektif apa yang diberikan pada setiap tugas, yang dituangkan
menurut ketentuan standar kuantitas, kualitas atau ketepatan waktu, yang
benar-benar di kaitkan dengan tujuan organisasi
d. SKAs, (Skills, Knowledges,
and Abilities). Kecakapan-kecakapan apa,
6
pengetahuan, pengetahuan dan kemampuan-kemampuan apa
yang yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas pada standar minimal yang
di terima?
e. Qualifications.Pendidikan dan pengalaman
yang bagaimana, serta kualifikasi-kualifikasi lain yang bagaimana yang
dibutuhkan untuk memastikan bahwa para pekerja mempunyai SKAs yang diperlukan
bagi pelaksanaan tugasnya.
Uraian pekerjaan yang berorientasikan hasil menguraikan harapan-harapan
organisasi yang
jelas kepada para pekerja dan sekaligus mendorong para supervisor dan pekerja
untuk mengetahui bahwa baik standar maupun imbalan tergantung pada
persyaratan-persyaratan. SKAs terkait dengan performansi tugas, dan
kualifikasi-kualifikasi minimal dikaitkan dengan SKAs dengan menggunkan metode
penilaian isi (content). Oleh karena standar performansi berubah-ubah
maka adalah mungkin bahwa SKAs akan berubah memenuhi gaya, seperti kualifikasi
minimal. Uraian pekerjaan yang berorientasikan hasil memusatkan perhatian pada
standar-standar performansi, persyaratan apa yang membedakan pekerjaan, dan
kaitan-kaitan antara standar-standar, SKAs, dan kualifikas-kualifikasi. Model
ini banyak membantu untuk menyelesaikan permasalahan-permaalahan yang terdapat
pada uraian pekerjaan radisional.
Kelebihan-kelebihan
Model yang Berorientasikan Hasil (RODs)
Model RODs ini mempunyai kelebihan-kelebihan,
yang antara lain meliputi:
1. Model ini menyediakan suatu
sarana untuk menghubungkan input-input personil terhadap output-output
organisasi bagi para perencana program.
2. Model ini menyediakan sarana untuk
memperkenalkan kepada para pekerja yang baru atas harapan-harapan,
tujuan-tujuan, MBO yang ditetapkan, dn untuk mengadakan evluasi terhadap
performansi pekerja secara lebih obyektif bagi para manajer.
3. Model ini memberikan gambaran
yang jelas mengenai harapan-harapan performansi organisasi, dan kualifikasi
minimal yang dibutuhkan untuk promosi atau penempatan bagi para pegawai.
7
4. Mengingatkan dampak dari pada
manajer kepegawaian terhadap produktivitas organisasi dan pekerja daripada
membatasi dampak mereka pada manajemen kedudukan dan pemaksaan pengawasan
legislatif dan luar.
Kelemahan-kelemahan
Model yang Berorientasi Hasil (RODs)
Model analisis pekerjaan yang berorientasi hasil ini mempunyai beberapa
kelemahan, antara lain:
1. Perubahan-perubahan di dalam
syarat-syarat dan standar-standar menuntut peninjauan kembali atas RODs.
Syarat-syarat yang mempengaruhi performansi akan berubah yang pada gilirannya
akan menuntut RODs untuk dirumuskan kembali guna memuat dan merinci
syarat-syarat yang berubah tersebut;
2. Setiap kedudukan menuntut RODs
tersendiri;
3. Beberapa kedudukan tidak
mempunyai standar-standar performansi yang tidak dapat diukur;
Antara RODs dengan meode-metode valuasi tradisional terdapat keterkaitan
yang saling melengkapi. Metode-metode tradisional akan menunjukkan struktur
pekerjaan dan organisasi, dan RODs akan menunjukkan bagaimana
kualifikas-kualifikasi yang meningkat berkaitan dengan SKAs dan SKAs berkaitan
dengan performansi tugas. Menerima RODs berarti organisasi akan menggunakan dua
jenis uraian kerja; yang tradisional dan yang berorientasikan performansi (Performance-oriented).
Jadi pengalaman memperlihatkan bahwa teknik-teknik yang berbeda
diperlukan, dan berbagai metode evluasi performansi juga diperlkan untuk
berbgai tujuan. Juga diperlukan berbagai metode seleksi-tes-tes performansi,
peninjauan kembali atas biodata, atau wawancara-wawancara – untuk jenis
keduduka yanng berbeda. Oleh karena analisis pekerjaan dan evaluasi digunakan
untuk beberapa maksud, antara lain untuk pengawasan eksternal, orientasi
pegawai, dan perbaikan performansi pekerjaan. Oleh karena itu, diperlukan
keaabsahan dari berbagai metode evaluasi kerja untuk tujuan-tujuan tersebut.
8
2.4.Klasifikasi Pekerjaan
Klasifikasi pekerjaan merupakan proses pengkategorisasian kedudukan sesuai
dengan jenis kerja yang dilakukan, jenis kecakapan yang dibutuhkan, atau factor
lainnya yang berkaitan dengan kerja. Klasifikasi mempermudah analisis pekerjaan
karena klasifikasi berarti uraian pekerjaan, dan standar kualifikasi yang
dibakukan dapat dirumuskan untuk sekumpulan posisi. Pekerjaan sebenarnya
merupakan sekumpulan kedudukan yang sangat mirip sesuai dengan tugas-tugas dan
kualifikasi-kualifikasi untuk pembenaran keberadaannya seperti ditetapkan dalam
uraiana pekrjaan. Ada dua jenis kualifikasi yang umum dipakai, yakni :
1. Pekerjaan-pekerjaan dibagi ke dalam
klasifikasi-klasifikasi okupasi yang umum
2. Dalam setiap klasifikasi okupasi yang
umum, pekerjaan-pekerjaan dibedakan menurut tingkat anggung-jawabnya.
Sistem klasifikasi
untuk semua pekerjaan,baik disektor public maupun swata, didasarkan pada
beberapa faktor:
1. Masukan informasi, Dimana dan bagaimana si
pekerja memperoleh informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Proses-proses mental, Pertimbangan apa yang
ditekankan dalam pembuatan keputusan, perencanaan dan aktivitas-aktivitas
proses informasi apa yang dilibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Output pekerjaan, Aktivitas-aktivitas
fisik apa yang dilakukan oleh para pekerja, dan alat-alat apa yang dipakai oleh
para pekerja?
4. Relasi dengan orang, Relasi dengan orang lain
yang bagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan pekerjaan?
5. Konteks pekerjaan, Dalam konteks fisik
dan social apa pekerjaan dilaksanakan?
6. Metode-metode kerja, Metode-metode atau
teknik-teknik apa yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan?
9
7. Ciri-ciri pekerja, Ciri-ciri kepribadian atau
kemampuan-kemampuan apa yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan?
Desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan kerja seorang atau
sekelompok karyawan secara organisasional. Desain pekerjaan atau job design
merupakan faktor penting dalam manajemen terutama manajemen operasi karena
selain berhubungan dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan
melaksanakan kegiatan operasi perusahaan. Desain pekerjaan adalah suatu alat
untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan. Oleh karena itu
perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya
tujuan perusahaan secara efektif dan efisien yang dapat merangsang karyawan
untuk bekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan dapat
meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk
menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan (Sulipan, 2000).
Herjanto (2001) menjelaskan bahwa desain pekerjaan adalah rincian tugas dan
cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang mencakup siapa yang mengerjakan
tugas, bagaimana tugas itu dilaksanakan, dimana tugas dikerjakan dan hasil apa
yang diharapkan.Sulipan (2000) menambahkan desain pekerjaan adalah fungsi
penetapan kegiatan kerja seorang atau sekelompok karyawan secara
organisasional. Tujuannya untuk mengatur penugasan kerja supaya dapat memenuhi
kebutuhan organisasi. Definisi diatas menjelaskan bahwa desain pekerjaan dibuat
oleh perusahaan untuk mengatur tugas-tugas yang tepat sasaran, memberikan tugas
kepada orang dengan kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki untuk
mengerjakan tugas tersebut demi mencapai sasaran dari perusahaan. Handoko
(2000) menyatakan bahwa desain pekerjaan adalah fungsi penetapan
kegiatan-kegiatan kerja seseorang individu atau kelompok karyawan secara
organisasional yang bertujuan untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang
memenuhi kebutuhan organisasi, teknologi, dan keperilakuan.
10
2.6.Tujuan Desain Pekerjaan
Tujuan desain pekerjaan secara umum adalah untuk
penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan perusahaan, teknologi dan perilaku.
Dengan demikian dari sudut pandang personalia, desain pekerjaan sangat
mempengaruhi kualitas kehidupan kerja, dimana hal ini tercermin pada kepuasan
kerja para karyawan yang memegang jabatan tersebut. Atas dasar pentingnya
peranan yang dimainkan oleh desain pekerjaan dalam kualitas dan kepuasan kerja,
maka sangat dibutuhkan analisis pekerjaan. Analisis pekerjaan secara sistematis
mengumpulkan, mengevaluasi dan mengorganisasi informasi tentang
pekerjaan-pekerjaan. Dari informasi yang dihasilkan oleh analisis pekerjaan
akan disusun atau diadakan desain pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaan,
tujuan dan jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan
2.7. Elemen-elemen Desain Pekerjaan
1. Elemen
organisasional
Elemen-elemen organisasional pada desain pekerjaan
bersangkutan dengan efisiensi. Pekerjaan-pekerjaan yang dirancang secara
efisien. Kemudian mendorong karyawan yang mampu dan termotivasi untuk mencapai
keluaran maksimum. Elemen-elemen organisasional mencakup pendekatan mekanistik,
aliran kerja, dan praktek-praktek kerja.
2. Elemen
lingkungan
Aspek kedua desain pekerjaan berkaitan dengan
elemen-elemen lingkungan. Seperti hampir dalam semua kegiatan personalia, para
perancang pekerjaan tidak dapat mengabaikan pengaruh lingkungan eksternal. Elemen-elemen
lingkungan pokok dalam perancangan pekerjaan-pekerjaan adalah kemampuan
dan tersedianya karyawan potensial, dan pengharapan-pengharapan sosial.
3. Elemen
keperilakuan
Ada beberapa elemen keprilakuan yang perlu
dipertimbangkan dalam desain pekerjaan yaitu :
1.
Otonomi yang
berarti mempunyai tanggung jawab atas apa dilakukan.
11
2. Variasi
yang apabila kurangnya variasi pekerjaan maka akan menimbulkan
kebosanan, selanjutnya menimbulkan kelelahan sehingga timbul
kesalahan-kesalahan
3. Identitas
tugas, bila pekerjaan tidak mempunyai identitas menimbulkan karyawan
kurang tanggung jawab atau kurang puas atas hasil pekerjaannya
4. Umpan
balik, bila pekerjan memberikan umpan balik atas seberapa baik pekerjaan maka
karyawan termotivasi untuk melaksanakan dengan baik.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari
makalah ini adalah peran sumber daya manusia dalam organisasi kerja sangat
mempengaruhi kinerja sehingga dalam menempatkan seorang pekerja dibutuhkan
analisis pekerjaan untuk mengumpulkan informasi sehingga dapat memposisikan
pekerja sesuai dengan klasifikasi
pekerja yang nantinya diharapkan mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif
sesuai dengan desain pekerjaanya
3.2. Saran
Dalam makalah ini penulis menyarankan agar manajemen sumber daya manusia
hendaknya dijalankan dengan sebaik mungkin, mengingat begitu pentingnya peran
dan fungsi sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan
organisasi. Perkembangan psikologi manusia perlu menjadi perhatian utama bagi
manajer sumber daya manusia, dalam rangka melakukan manajemen terhadap sumber
daya manusia dalam organisasi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Cardoso,Faustino.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Hasibuan, Malayu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia.
14 MAKALAH
ANALISIS DAN DESAIN PEKERJAAN
OLEH:
KELOMPOK 3
M.SYARIF 1610075612218
NENGMAS ZAINAB 1610075612222
NUR UMAMI 1610075612224
NAUFAL AFIF PUTRA 1610075612221
M.SYAMSUDDIN 1610075612219
STIE
MUHAMMADIYAH JAMBI
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen SDM 1 dengan judul Analisis dan Desain Pekerjaan. “ Tak ada Gading yang Tak Retak” begitulah kata pepatah. Apabila ada
kesalahan dalam makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Jambi, Oktober 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................
i
DAFTAR ISI.....................................................................................
ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................
1
1.1.Latar Belakang.............................................................................
1
1.2.Rumusan Masalah.........................................................................
1
1.3.Tujuan...........................................................................................
2
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................
3
2.1. Pengertian Analisis Pekerjaan......................................................
3
2.2. TujuanAnalisis Pekerjaan.............................................................
3
2.3. Jenis Analisis
Pekerjaan...............................................................
6
2.4. Klasifikasi
Pekerjaan...................................................................
9
2.5. Pengertian Desain
Pekerjaan....................................................... 10
2.6. Tujuan Desain
Pekerjaan............................................................. 11
2.7. Elemen-Elemen
Desain Pekerjaan............................................... 11
BAB III. PENUTUP.......................................................................... 13
3.1. Kesimpulan.................................................................................. 13
3.2.Saran............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manajemen
sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang
lingkup tenaga kerja baik karyawan, pegawai, buruh, manajer dan lainnya untuk
dapat menunjang aktivitas perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah departemen
sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource
department bahkan ada yang menyebutnya HCD atau Human Capital Division.
Menurut
A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang
berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan
dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang
tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Manajemen
sumber daya manusia juga menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan
karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,
kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber
daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi
secara langsung sumber daya manusianya.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
dari makalah ini adalah
1. Apa pengertian analisis pekerjaan?
2.
Apa tujuan
analisis pekerjaan?
3. Apa saja jenis-jenis analisis pekerjaan?
4.
Apa saja
klasifikasi pekerjaan?
5. Apa pengertian desain pekerjaan?
6. Apa tujuan desain pekerjaan?
7. Apa saja elemen-elemen desain pekerjaan?
1
1.3.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui Pengertian Analisis Pekerjaa
2.
Untuk mengetahui Tujuan Analisis Pekerjaan
3.
Untuk mengetahui Jenis Analisis Pekerjaan
4. Untuk mengetahui Klasifikasi Pekerjaan
5.
Untuk mengetahui Pengertian Desain Pekerjaan
6.
Untuk mengetahui Tujuan Desain Pekerjaan
7. Untuk mengetahui Elemen-Elemen Desain Pekerjaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan adalah menepatkan orang yang tepat
pada suatu pekerjaan tertentu, sesuai dengan kemampuan,keahlian dan pengalaman
dalam melakukan suatu pekerjaan. Pada hakikatnya semua orang menduduki jabatan
manajerial atau pejabat negara sekalipun adalah sumber daya manusia juga. Suatu
organisasi atau negara diperlukan keberadaan sekelompok orang-orang analisis
pekerjaan yang bertugas melakukan analisis terhadap suatu atau semua pekerjaan
yang ada.
Menurut Siagian (2000) pengertian analisis
pekerjaan adalah usaha sistematik dalam mengumpulkan,
menilai dan mengorganisasikan senua jenis pekerjaan yang terdapat dalam suatu
organisasi. Menurut Flippo (2000) analisis pekerjaan adalah proses mempelajari
dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab
suatu pekerjaan tertentu. Dengan demikian ada hubungan yang erat antara desain
pekerjaan dengan analisis pekerjaan. Tanpa analisis pekerjaan maka tidak akan
dapat mengadakan desain pekerjaan. Analisis pekerjaan sangat dibutuhkan dalam
mendesain pekerjaan di dalam perusahaan. Secara umum analisis pekerjaan
merupakan proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan
oleh seorang pekerja, yang dilaksanakan dengan cara mengmati atau mengadakan
interview terhadap pekerja, dengan bukti-bukti yang benar dari
supervisor.
2.2. Tujuan Analisis
Pekerjaan
Dalam suatu analisis pekerjaan, terdapat tujuan yang harus tercapai. Tujuan
analisis pekerjaan yaitu
1. Memperoleh tenaga kerja pada posisi
yang tepat
2. Memberikan kepuasan pada diri tenaga
kerja
3. menciptakan iklim dan kondisi
kerja yang kondusif
3
Tindakan-tindakan yang diperlukan oleh managemen SDM untuk mencapai tujuan
yang didasarkan pada informassi analisi pekerjaan adalah :
1. Evaluasi peran lingkungan terhadap
pekerjaan individu.
2. Kaji kembali kemungkinan
ada persyaratan kerja yang usang.
3. Ciptakan peraturan yang dapat
menguntugkan semua pihak.
4. Rancang kebutuhan SDM masa depan.
5. Sesuaikan antara jumlah pelamar dan
pekerjaan yang tersedia.
6. Rancang
kebutuhan pendidikan dan pelatihan untuk karyawan baru maupun karyawan yang
sudah berpengalaman.
7. Ranvcang rencana pengembangan potensi
karyawan.
8. Tentukan standar kerja/prestasi yang
realistis.
9. Penempatan karyawan hendaknya sesuai
dengan minatnya.
10. Penempatan karyawan sesuai dengan ahlinya.
11. Berikan kompensasi secara wajar.
Menurut Gomes (2003;92) Ada 12 tujuan analisis pekerjaan yang digunakan
oleh sektor publik maupun sektor swasta, yaitu:
1. Job
description, yaitu untuk mengidentifikasikan pekerjaan, riwayat pekerjaan,
kewajiban-kewajiban pekerjaan, dan pertanggung jawaban, serta untuk mengetahui
spesifikasi pekerjaan atau informasi mengenai standar pekerjaan.
2. Job
classification, yaitu penyusunan pekerjaan-pekerjaan kedalam kelas-kelas,
kelompok-kelompok, atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistematika tertentu
3. Job
evaluation, yaitu suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan berdasarkan
kegunaan masing-masing di dalam organisasi dan dalam pasar tenaga kerja luar
yang terikat
4. Job
desinng restructuring, yaitu meliputi usaha-usaha untuk mengalokasikan dan
merestrukturisasi kegiatan pekerjaan kedalam berbagai kelompok
5. Personel
requirement, yaitu berupa persyaratan atau spesifikasi tertentu bagi
suatu pekerjaan
4
6. Performance
appraisal, yaitu merupakan penilaian sistematis yang dilakukan oleh supervisor terhadap
performansi pekerjaan dari para pekerja
7. Worker
training, yaitu pelatihan yang ditujukan kapada para pekerja
8. Worker
mobility, yaitu dinamika keluar-masuknya seseorang dalam posisi,
perkerjaan-pekerjaan, dan okupasi-okupasi tertentu
9. Efficiency,
ini mencangkup penggabungan proses kerja yang optimal dan rancangan keamanan
dari peralatan dan fasilitas, serta prosedur kerja, susunan kerja dan standar
kerja
10. Safety, berfokus pada
identifikasi dan peniadaan perilaku kerja yang tidak aman, kondisi fisik dan
kondisi lingkungan
11. Human resource planning,
kegiatan antisipasi dan reaktif melalui suatu organisasi
12. Legal, aturan dan
ketentuan lain yang berkaitan dengan organisasi.
Langkah-Langkah Utama
Dalam Analis Pekerjaan
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh
dalam analisis jabatan.:
1. Tentukan lebih dulu tugas-tugas pokok
yang harus ada dalam jabatan itu, termasuk didalamnya perilaku dan aktivitas
yang melekat pada jabatan itu.
2. Mengidentifikasi knowledge,
abilities, skills, dan other characteristics
(KASOCs) yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas-tugas itu.
a. Knowledge berarti
seperangkat informasi yang ada di dalam prosedur yang harus diterapkan dalam
pekerjaan itu.
b. Abilities berarti
kompetensi untuk menghasilkan hasil yang bisa diamati. Misalnya: kemampuan
seorang pengetik yang baik adalah menghasilkan ketikan yang rapi dan tidak
banyak salahnya.
c. Skill berarti
kompetensi untuk melakukan tindakan yang bisa dipelajari, baik yang sifatnya
motorik, verbal, manual, atau melakukan pengolahan mental yang menyangkut data,
orang atau barang.
d. Other
characteristics meliputi faktor kepribadian, sikap, atau watak yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Laporan analisa jabatan untuk
5
seorang perwira patroli jalan raya mungkin berupa
pengetahuan hukum, komunikasi lisan yang baik, kemampuan menyopir yang trampil,
dan keterandalan untuk melaksanakan tugasnya dengan cukup baik.
2.3.
Jenis Analisis Pekerjaan
1. Analisis Pekerjaan Tradisional
(Traditional Job Analysis)
Analisis pekerjaan tradisional
(Traditional Job Description), yang mana hanya mencari informasi sekitar 3
aspek, yaitu: (a) Tanggung jawab (responsibilities) dari seseorang terhadap
pekerjaannya dan tunduk pada pengarahan dan pengendalian, (b) Kewajiban
(duties) umum dari orang yang memegang suatu kedudukan, dan (c) Kualifikasi
(qualification) minimal yang layak untuk diterima
2. Analisis Pekerjaan yang
beroreientasi hasil (Ersult-oriented Jobs Description atau RODS)
Analisis pekerjaan yang berorientasikan
hasil ini merupakan suatu kehidupan kecil di dalam program-oriented budget yang
bermanfaat bagi produktivitas. Analisis pekerjaan jenis ini berasumsi bahwa
uraian pekerjaan akan menjadi lebih bermanfaat jika uraian pekerjaan tersebut
memperjelas harapan-harapan organisasi kepada para pekerja, dan keterkaitan
antara tugas-tugas, standar-standar, kecakapan-kecakapan, dan
kualifikasi-kualifikasi minimal. Oleh karena itu, analisis pekerjaan ini memuat
keterangan-keterangan yang berkisar pada pertanyaan-pertanyaan, seperti:
a. Tasks. Perilaku,
kewajiban, atau fungsi apa yang penting bagi suatu pekerjaan
b. Conditions. Bagaimana
sifat dasar daripada pekerjaan, atau syarat-syarat apa yang diperlukan agar
pekerjaan itu terlaksana, biasanya mudah atau sulit?Petunjuk tertulis apa atau
instruksi-instruksi supervisor apa yang tersedia untuk membantu pekerja dalam
melaksanakan suatu tugas tertentu
c. Standards. Harapan-harapan
performansi obyektif apa yang diberikan pada setiap tugas, yang dituangkan
menurut ketentuan standar kuantitas, kualitas atau ketepatan waktu, yang
benar-benar di kaitkan dengan tujuan organisasi
d. SKAs, (Skills, Knowledges,
and Abilities). Kecakapan-kecakapan apa,
6
pengetahuan, pengetahuan dan kemampuan-kemampuan apa
yang yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas pada standar minimal yang
di terima?
e. Qualifications.Pendidikan dan pengalaman
yang bagaimana, serta kualifikasi-kualifikasi lain yang bagaimana yang
dibutuhkan untuk memastikan bahwa para pekerja mempunyai SKAs yang diperlukan
bagi pelaksanaan tugasnya.
Uraian pekerjaan yang berorientasikan hasil menguraikan harapan-harapan
organisasi yang
jelas kepada para pekerja dan sekaligus mendorong para supervisor dan pekerja
untuk mengetahui bahwa baik standar maupun imbalan tergantung pada
persyaratan-persyaratan. SKAs terkait dengan performansi tugas, dan
kualifikasi-kualifikasi minimal dikaitkan dengan SKAs dengan menggunkan metode
penilaian isi (content). Oleh karena standar performansi berubah-ubah
maka adalah mungkin bahwa SKAs akan berubah memenuhi gaya, seperti kualifikasi
minimal. Uraian pekerjaan yang berorientasikan hasil memusatkan perhatian pada
standar-standar performansi, persyaratan apa yang membedakan pekerjaan, dan
kaitan-kaitan antara standar-standar, SKAs, dan kualifikas-kualifikasi. Model
ini banyak membantu untuk menyelesaikan permasalahan-permaalahan yang terdapat
pada uraian pekerjaan radisional.
Kelebihan-kelebihan
Model yang Berorientasikan Hasil (RODs)
Model RODs ini mempunyai kelebihan-kelebihan,
yang antara lain meliputi:
1. Model ini menyediakan suatu
sarana untuk menghubungkan input-input personil terhadap output-output
organisasi bagi para perencana program.
2. Model ini menyediakan sarana untuk
memperkenalkan kepada para pekerja yang baru atas harapan-harapan,
tujuan-tujuan, MBO yang ditetapkan, dn untuk mengadakan evluasi terhadap
performansi pekerja secara lebih obyektif bagi para manajer.
3. Model ini memberikan gambaran
yang jelas mengenai harapan-harapan performansi organisasi, dan kualifikasi
minimal yang dibutuhkan untuk promosi atau penempatan bagi para pegawai.
7
4. Mengingatkan dampak dari pada
manajer kepegawaian terhadap produktivitas organisasi dan pekerja daripada
membatasi dampak mereka pada manajemen kedudukan dan pemaksaan pengawasan
legislatif dan luar.
Kelemahan-kelemahan
Model yang Berorientasi Hasil (RODs)
Model analisis pekerjaan yang berorientasi hasil ini mempunyai beberapa
kelemahan, antara lain:
1. Perubahan-perubahan di dalam
syarat-syarat dan standar-standar menuntut peninjauan kembali atas RODs.
Syarat-syarat yang mempengaruhi performansi akan berubah yang pada gilirannya
akan menuntut RODs untuk dirumuskan kembali guna memuat dan merinci
syarat-syarat yang berubah tersebut;
2. Setiap kedudukan menuntut RODs
tersendiri;
3. Beberapa kedudukan tidak
mempunyai standar-standar performansi yang tidak dapat diukur;
Antara RODs dengan meode-metode valuasi tradisional terdapat keterkaitan
yang saling melengkapi. Metode-metode tradisional akan menunjukkan struktur
pekerjaan dan organisasi, dan RODs akan menunjukkan bagaimana
kualifikas-kualifikasi yang meningkat berkaitan dengan SKAs dan SKAs berkaitan
dengan performansi tugas. Menerima RODs berarti organisasi akan menggunakan dua
jenis uraian kerja; yang tradisional dan yang berorientasikan performansi (Performance-oriented).
Jadi pengalaman memperlihatkan bahwa teknik-teknik yang berbeda
diperlukan, dan berbagai metode evluasi performansi juga diperlkan untuk
berbgai tujuan. Juga diperlukan berbagai metode seleksi-tes-tes performansi,
peninjauan kembali atas biodata, atau wawancara-wawancara – untuk jenis
keduduka yanng berbeda. Oleh karena analisis pekerjaan dan evaluasi digunakan
untuk beberapa maksud, antara lain untuk pengawasan eksternal, orientasi
pegawai, dan perbaikan performansi pekerjaan. Oleh karena itu, diperlukan
keaabsahan dari berbagai metode evaluasi kerja untuk tujuan-tujuan tersebut.
8
2.4.Klasifikasi Pekerjaan
Klasifikasi pekerjaan merupakan proses pengkategorisasian kedudukan sesuai
dengan jenis kerja yang dilakukan, jenis kecakapan yang dibutuhkan, atau factor
lainnya yang berkaitan dengan kerja. Klasifikasi mempermudah analisis pekerjaan
karena klasifikasi berarti uraian pekerjaan, dan standar kualifikasi yang
dibakukan dapat dirumuskan untuk sekumpulan posisi. Pekerjaan sebenarnya
merupakan sekumpulan kedudukan yang sangat mirip sesuai dengan tugas-tugas dan
kualifikasi-kualifikasi untuk pembenaran keberadaannya seperti ditetapkan dalam
uraiana pekrjaan. Ada dua jenis kualifikasi yang umum dipakai, yakni :
1. Pekerjaan-pekerjaan dibagi ke dalam
klasifikasi-klasifikasi okupasi yang umum
2. Dalam setiap klasifikasi okupasi yang
umum, pekerjaan-pekerjaan dibedakan menurut tingkat anggung-jawabnya.
Sistem klasifikasi
untuk semua pekerjaan,baik disektor public maupun swata, didasarkan pada
beberapa faktor:
1. Masukan informasi, Dimana dan bagaimana si
pekerja memperoleh informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Proses-proses mental, Pertimbangan apa yang
ditekankan dalam pembuatan keputusan, perencanaan dan aktivitas-aktivitas
proses informasi apa yang dilibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Output pekerjaan, Aktivitas-aktivitas
fisik apa yang dilakukan oleh para pekerja, dan alat-alat apa yang dipakai oleh
para pekerja?
4. Relasi dengan orang, Relasi dengan orang lain
yang bagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan pekerjaan?
5. Konteks pekerjaan, Dalam konteks fisik
dan social apa pekerjaan dilaksanakan?
6. Metode-metode kerja, Metode-metode atau
teknik-teknik apa yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan?
9
7. Ciri-ciri pekerja, Ciri-ciri kepribadian atau
kemampuan-kemampuan apa yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan?
Desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan kerja seorang atau
sekelompok karyawan secara organisasional. Desain pekerjaan atau job design
merupakan faktor penting dalam manajemen terutama manajemen operasi karena
selain berhubungan dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan
melaksanakan kegiatan operasi perusahaan. Desain pekerjaan adalah suatu alat
untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan. Oleh karena itu
perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya
tujuan perusahaan secara efektif dan efisien yang dapat merangsang karyawan
untuk bekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan dapat
meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk
menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan (Sulipan, 2000).
Herjanto (2001) menjelaskan bahwa desain pekerjaan adalah rincian tugas dan
cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang mencakup siapa yang mengerjakan
tugas, bagaimana tugas itu dilaksanakan, dimana tugas dikerjakan dan hasil apa
yang diharapkan.Sulipan (2000) menambahkan desain pekerjaan adalah fungsi
penetapan kegiatan kerja seorang atau sekelompok karyawan secara
organisasional. Tujuannya untuk mengatur penugasan kerja supaya dapat memenuhi
kebutuhan organisasi. Definisi diatas menjelaskan bahwa desain pekerjaan dibuat
oleh perusahaan untuk mengatur tugas-tugas yang tepat sasaran, memberikan tugas
kepada orang dengan kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki untuk
mengerjakan tugas tersebut demi mencapai sasaran dari perusahaan. Handoko
(2000) menyatakan bahwa desain pekerjaan adalah fungsi penetapan
kegiatan-kegiatan kerja seseorang individu atau kelompok karyawan secara
organisasional yang bertujuan untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang
memenuhi kebutuhan organisasi, teknologi, dan keperilakuan.
10
2.6.Tujuan Desain Pekerjaan
Tujuan desain pekerjaan secara umum adalah untuk
penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan perusahaan, teknologi dan perilaku.
Dengan demikian dari sudut pandang personalia, desain pekerjaan sangat
mempengaruhi kualitas kehidupan kerja, dimana hal ini tercermin pada kepuasan
kerja para karyawan yang memegang jabatan tersebut. Atas dasar pentingnya
peranan yang dimainkan oleh desain pekerjaan dalam kualitas dan kepuasan kerja,
maka sangat dibutuhkan analisis pekerjaan. Analisis pekerjaan secara sistematis
mengumpulkan, mengevaluasi dan mengorganisasi informasi tentang
pekerjaan-pekerjaan. Dari informasi yang dihasilkan oleh analisis pekerjaan
akan disusun atau diadakan desain pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaan,
tujuan dan jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan
2.7. Elemen-elemen Desain Pekerjaan
1. Elemen
organisasional
Elemen-elemen organisasional pada desain pekerjaan
bersangkutan dengan efisiensi. Pekerjaan-pekerjaan yang dirancang secara
efisien. Kemudian mendorong karyawan yang mampu dan termotivasi untuk mencapai
keluaran maksimum. Elemen-elemen organisasional mencakup pendekatan mekanistik,
aliran kerja, dan praktek-praktek kerja.
2. Elemen
lingkungan
Aspek kedua desain pekerjaan berkaitan dengan
elemen-elemen lingkungan. Seperti hampir dalam semua kegiatan personalia, para
perancang pekerjaan tidak dapat mengabaikan pengaruh lingkungan eksternal. Elemen-elemen
lingkungan pokok dalam perancangan pekerjaan-pekerjaan adalah kemampuan
dan tersedianya karyawan potensial, dan pengharapan-pengharapan sosial.
3. Elemen
keperilakuan
Ada beberapa elemen keprilakuan yang perlu
dipertimbangkan dalam desain pekerjaan yaitu :
1.
Otonomi yang
berarti mempunyai tanggung jawab atas apa dilakukan.
11
2. Variasi
yang apabila kurangnya variasi pekerjaan maka akan menimbulkan
kebosanan, selanjutnya menimbulkan kelelahan sehingga timbul
kesalahan-kesalahan
3. Identitas
tugas, bila pekerjaan tidak mempunyai identitas menimbulkan karyawan
kurang tanggung jawab atau kurang puas atas hasil pekerjaannya
4. Umpan
balik, bila pekerjan memberikan umpan balik atas seberapa baik pekerjaan maka
karyawan termotivasi untuk melaksanakan dengan baik.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari
makalah ini adalah peran sumber daya manusia dalam organisasi kerja sangat
mempengaruhi kinerja sehingga dalam menempatkan seorang pekerja dibutuhkan
analisis pekerjaan untuk mengumpulkan informasi sehingga dapat memposisikan
pekerja sesuai dengan klasifikasi
pekerja yang nantinya diharapkan mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif
sesuai dengan desain pekerjaanya
3.2. Saran
Dalam makalah ini penulis menyarankan agar manajemen sumber daya manusia
hendaknya dijalankan dengan sebaik mungkin, mengingat begitu pentingnya peran
dan fungsi sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan
organisasi. Perkembangan psikologi manusia perlu menjadi perhatian utama bagi
manajer sumber daya manusia, dalam rangka melakukan manajemen terhadap sumber
daya manusia dalam organisasi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Cardoso,Faustino.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Hasibuan, Malayu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia.
MAKALAH
ANALISIS DAN DESAIN PEKERJAAN
OLEH:
KELOMPOK 3
M.SYARIF 1610075612218
NENGMAS ZAINAB 1610075612222
NUR UMAMI 1610075612224
NAUFAL AFIF PUTRA 1610075612221
M.SYAMSUDDIN 1610075612219
STIE
MUHAMMADIYAH JAMBI
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen SDM 1 dengan judul Analisis dan Desain Pekerjaan. “ Tak ada Gading yang Tak Retak” begitulah kata pepatah. Apabila ada
kesalahan dalam makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Jambi, Oktober 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................
i
DAFTAR ISI.....................................................................................
ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................
1
1.1.Latar Belakang.............................................................................
1
1.2.Rumusan Masalah.........................................................................
1
1.3.Tujuan...........................................................................................
2
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................
3
2.1. Pengertian Analisis Pekerjaan......................................................
3
2.2. TujuanAnalisis Pekerjaan.............................................................
3
2.3. Jenis Analisis
Pekerjaan...............................................................
6
2.4. Klasifikasi
Pekerjaan...................................................................
9
2.5. Pengertian Desain
Pekerjaan....................................................... 10
2.6. Tujuan Desain
Pekerjaan............................................................. 11
2.7. Elemen-Elemen
Desain Pekerjaan............................................... 11
BAB III. PENUTUP.......................................................................... 13
3.1. Kesimpulan.................................................................................. 13
3.2.Saran............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manajemen
sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang
lingkup tenaga kerja baik karyawan, pegawai, buruh, manajer dan lainnya untuk
dapat menunjang aktivitas perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah departemen
sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource
department bahkan ada yang menyebutnya HCD atau Human Capital Division.
Menurut
A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang
berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan
dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang
tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Manajemen
sumber daya manusia juga menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan
karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,
kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber
daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi
secara langsung sumber daya manusianya.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
dari makalah ini adalah
1. Apa pengertian analisis pekerjaan?
2.
Apa tujuan
analisis pekerjaan?
3. Apa saja jenis-jenis analisis pekerjaan?
4.
Apa saja
klasifikasi pekerjaan?
5. Apa pengertian desain pekerjaan?
6. Apa tujuan desain pekerjaan?
7. Apa saja elemen-elemen desain pekerjaan?
1
1.3.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui Pengertian Analisis Pekerjaa
2.
Untuk mengetahui Tujuan Analisis Pekerjaan
3.
Untuk mengetahui Jenis Analisis Pekerjaan
4. Untuk mengetahui Klasifikasi Pekerjaan
5.
Untuk mengetahui Pengertian Desain Pekerjaan
6.
Untuk mengetahui Tujuan Desain Pekerjaan
7. Untuk mengetahui Elemen-Elemen Desain Pekerjaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan adalah menepatkan orang yang tepat
pada suatu pekerjaan tertentu, sesuai dengan kemampuan,keahlian dan pengalaman
dalam melakukan suatu pekerjaan. Pada hakikatnya semua orang menduduki jabatan
manajerial atau pejabat negara sekalipun adalah sumber daya manusia juga. Suatu
organisasi atau negara diperlukan keberadaan sekelompok orang-orang analisis
pekerjaan yang bertugas melakukan analisis terhadap suatu atau semua pekerjaan
yang ada.
Menurut Siagian (2000) pengertian analisis
pekerjaan adalah usaha sistematik dalam mengumpulkan,
menilai dan mengorganisasikan senua jenis pekerjaan yang terdapat dalam suatu
organisasi. Menurut Flippo (2000) analisis pekerjaan adalah proses mempelajari
dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab
suatu pekerjaan tertentu. Dengan demikian ada hubungan yang erat antara desain
pekerjaan dengan analisis pekerjaan. Tanpa analisis pekerjaan maka tidak akan
dapat mengadakan desain pekerjaan. Analisis pekerjaan sangat dibutuhkan dalam
mendesain pekerjaan di dalam perusahaan. Secara umum analisis pekerjaan
merupakan proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan
oleh seorang pekerja, yang dilaksanakan dengan cara mengmati atau mengadakan
interview terhadap pekerja, dengan bukti-bukti yang benar dari
supervisor.
2.2. Tujuan Analisis
Pekerjaan
Dalam suatu analisis pekerjaan, terdapat tujuan yang harus tercapai. Tujuan
analisis pekerjaan yaitu
1. Memperoleh tenaga kerja pada posisi
yang tepat
2. Memberikan kepuasan pada diri tenaga
kerja
3. menciptakan iklim dan kondisi
kerja yang kondusif
3
Tindakan-tindakan yang diperlukan oleh managemen SDM untuk mencapai tujuan
yang didasarkan pada informassi analisi pekerjaan adalah :
1. Evaluasi peran lingkungan terhadap
pekerjaan individu.
2. Kaji kembali kemungkinan
ada persyaratan kerja yang usang.
3. Ciptakan peraturan yang dapat
menguntugkan semua pihak.
4. Rancang kebutuhan SDM masa depan.
5. Sesuaikan antara jumlah pelamar dan
pekerjaan yang tersedia.
6. Rancang
kebutuhan pendidikan dan pelatihan untuk karyawan baru maupun karyawan yang
sudah berpengalaman.
7. Ranvcang rencana pengembangan potensi
karyawan.
8. Tentukan standar kerja/prestasi yang
realistis.
9. Penempatan karyawan hendaknya sesuai
dengan minatnya.
10. Penempatan karyawan sesuai dengan ahlinya.
11. Berikan kompensasi secara wajar.
Menurut Gomes (2003;92) Ada 12 tujuan analisis pekerjaan yang digunakan
oleh sektor publik maupun sektor swasta, yaitu:
1. Job
description, yaitu untuk mengidentifikasikan pekerjaan, riwayat pekerjaan,
kewajiban-kewajiban pekerjaan, dan pertanggung jawaban, serta untuk mengetahui
spesifikasi pekerjaan atau informasi mengenai standar pekerjaan.
2. Job
classification, yaitu penyusunan pekerjaan-pekerjaan kedalam kelas-kelas,
kelompok-kelompok, atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistematika tertentu
3. Job
evaluation, yaitu suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan berdasarkan
kegunaan masing-masing di dalam organisasi dan dalam pasar tenaga kerja luar
yang terikat
4. Job
desinng restructuring, yaitu meliputi usaha-usaha untuk mengalokasikan dan
merestrukturisasi kegiatan pekerjaan kedalam berbagai kelompok
5. Personel
requirement, yaitu berupa persyaratan atau spesifikasi tertentu bagi
suatu pekerjaan
4
6. Performance
appraisal, yaitu merupakan penilaian sistematis yang dilakukan oleh supervisor terhadap
performansi pekerjaan dari para pekerja
7. Worker
training, yaitu pelatihan yang ditujukan kapada para pekerja
8. Worker
mobility, yaitu dinamika keluar-masuknya seseorang dalam posisi,
perkerjaan-pekerjaan, dan okupasi-okupasi tertentu
9. Efficiency,
ini mencangkup penggabungan proses kerja yang optimal dan rancangan keamanan
dari peralatan dan fasilitas, serta prosedur kerja, susunan kerja dan standar
kerja
10. Safety, berfokus pada
identifikasi dan peniadaan perilaku kerja yang tidak aman, kondisi fisik dan
kondisi lingkungan
11. Human resource planning,
kegiatan antisipasi dan reaktif melalui suatu organisasi
12. Legal, aturan dan
ketentuan lain yang berkaitan dengan organisasi.
Langkah-Langkah Utama
Dalam Analis Pekerjaan
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh
dalam analisis jabatan.:
1. Tentukan lebih dulu tugas-tugas pokok
yang harus ada dalam jabatan itu, termasuk didalamnya perilaku dan aktivitas
yang melekat pada jabatan itu.
2. Mengidentifikasi knowledge,
abilities, skills, dan other characteristics
(KASOCs) yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas-tugas itu.
a. Knowledge berarti
seperangkat informasi yang ada di dalam prosedur yang harus diterapkan dalam
pekerjaan itu.
b. Abilities berarti
kompetensi untuk menghasilkan hasil yang bisa diamati. Misalnya: kemampuan
seorang pengetik yang baik adalah menghasilkan ketikan yang rapi dan tidak
banyak salahnya.
c. Skill berarti
kompetensi untuk melakukan tindakan yang bisa dipelajari, baik yang sifatnya
motorik, verbal, manual, atau melakukan pengolahan mental yang menyangkut data,
orang atau barang.
d. Other
characteristics meliputi faktor kepribadian, sikap, atau watak yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Laporan analisa jabatan untuk
5
seorang perwira patroli jalan raya mungkin berupa
pengetahuan hukum, komunikasi lisan yang baik, kemampuan menyopir yang trampil,
dan keterandalan untuk melaksanakan tugasnya dengan cukup baik.
2.3.
Jenis Analisis Pekerjaan
1. Analisis Pekerjaan Tradisional
(Traditional Job Analysis)
Analisis pekerjaan tradisional
(Traditional Job Description), yang mana hanya mencari informasi sekitar 3
aspek, yaitu: (a) Tanggung jawab (responsibilities) dari seseorang terhadap
pekerjaannya dan tunduk pada pengarahan dan pengendalian, (b) Kewajiban
(duties) umum dari orang yang memegang suatu kedudukan, dan (c) Kualifikasi
(qualification) minimal yang layak untuk diterima
2. Analisis Pekerjaan yang
beroreientasi hasil (Ersult-oriented Jobs Description atau RODS)
Analisis pekerjaan yang berorientasikan
hasil ini merupakan suatu kehidupan kecil di dalam program-oriented budget yang
bermanfaat bagi produktivitas. Analisis pekerjaan jenis ini berasumsi bahwa
uraian pekerjaan akan menjadi lebih bermanfaat jika uraian pekerjaan tersebut
memperjelas harapan-harapan organisasi kepada para pekerja, dan keterkaitan
antara tugas-tugas, standar-standar, kecakapan-kecakapan, dan
kualifikasi-kualifikasi minimal. Oleh karena itu, analisis pekerjaan ini memuat
keterangan-keterangan yang berkisar pada pertanyaan-pertanyaan, seperti:
a. Tasks. Perilaku,
kewajiban, atau fungsi apa yang penting bagi suatu pekerjaan
b. Conditions. Bagaimana
sifat dasar daripada pekerjaan, atau syarat-syarat apa yang diperlukan agar
pekerjaan itu terlaksana, biasanya mudah atau sulit?Petunjuk tertulis apa atau
instruksi-instruksi supervisor apa yang tersedia untuk membantu pekerja dalam
melaksanakan suatu tugas tertentu
c. Standards. Harapan-harapan
performansi obyektif apa yang diberikan pada setiap tugas, yang dituangkan
menurut ketentuan standar kuantitas, kualitas atau ketepatan waktu, yang
benar-benar di kaitkan dengan tujuan organisasi
d. SKAs, (Skills, Knowledges,
and Abilities). Kecakapan-kecakapan apa,
6
pengetahuan, pengetahuan dan kemampuan-kemampuan apa
yang yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas pada standar minimal yang
di terima?
e. Qualifications.Pendidikan dan pengalaman
yang bagaimana, serta kualifikasi-kualifikasi lain yang bagaimana yang
dibutuhkan untuk memastikan bahwa para pekerja mempunyai SKAs yang diperlukan
bagi pelaksanaan tugasnya.
Uraian pekerjaan yang berorientasikan hasil menguraikan harapan-harapan
organisasi yang
jelas kepada para pekerja dan sekaligus mendorong para supervisor dan pekerja
untuk mengetahui bahwa baik standar maupun imbalan tergantung pada
persyaratan-persyaratan. SKAs terkait dengan performansi tugas, dan
kualifikasi-kualifikasi minimal dikaitkan dengan SKAs dengan menggunkan metode
penilaian isi (content). Oleh karena standar performansi berubah-ubah
maka adalah mungkin bahwa SKAs akan berubah memenuhi gaya, seperti kualifikasi
minimal. Uraian pekerjaan yang berorientasikan hasil memusatkan perhatian pada
standar-standar performansi, persyaratan apa yang membedakan pekerjaan, dan
kaitan-kaitan antara standar-standar, SKAs, dan kualifikas-kualifikasi. Model
ini banyak membantu untuk menyelesaikan permasalahan-permaalahan yang terdapat
pada uraian pekerjaan radisional.
Kelebihan-kelebihan
Model yang Berorientasikan Hasil (RODs)
Model RODs ini mempunyai kelebihan-kelebihan,
yang antara lain meliputi:
1. Model ini menyediakan suatu
sarana untuk menghubungkan input-input personil terhadap output-output
organisasi bagi para perencana program.
2. Model ini menyediakan sarana untuk
memperkenalkan kepada para pekerja yang baru atas harapan-harapan,
tujuan-tujuan, MBO yang ditetapkan, dn untuk mengadakan evluasi terhadap
performansi pekerja secara lebih obyektif bagi para manajer.
3. Model ini memberikan gambaran
yang jelas mengenai harapan-harapan performansi organisasi, dan kualifikasi
minimal yang dibutuhkan untuk promosi atau penempatan bagi para pegawai.
7
4. Mengingatkan dampak dari pada
manajer kepegawaian terhadap produktivitas organisasi dan pekerja daripada
membatasi dampak mereka pada manajemen kedudukan dan pemaksaan pengawasan
legislatif dan luar.
Kelemahan-kelemahan
Model yang Berorientasi Hasil (RODs)
Model analisis pekerjaan yang berorientasi hasil ini mempunyai beberapa
kelemahan, antara lain:
1. Perubahan-perubahan di dalam
syarat-syarat dan standar-standar menuntut peninjauan kembali atas RODs.
Syarat-syarat yang mempengaruhi performansi akan berubah yang pada gilirannya
akan menuntut RODs untuk dirumuskan kembali guna memuat dan merinci
syarat-syarat yang berubah tersebut;
2. Setiap kedudukan menuntut RODs
tersendiri;
3. Beberapa kedudukan tidak
mempunyai standar-standar performansi yang tidak dapat diukur;
Antara RODs dengan meode-metode valuasi tradisional terdapat keterkaitan
yang saling melengkapi. Metode-metode tradisional akan menunjukkan struktur
pekerjaan dan organisasi, dan RODs akan menunjukkan bagaimana
kualifikas-kualifikasi yang meningkat berkaitan dengan SKAs dan SKAs berkaitan
dengan performansi tugas. Menerima RODs berarti organisasi akan menggunakan dua
jenis uraian kerja; yang tradisional dan yang berorientasikan performansi (Performance-oriented).
Jadi pengalaman memperlihatkan bahwa teknik-teknik yang berbeda
diperlukan, dan berbagai metode evluasi performansi juga diperlkan untuk
berbgai tujuan. Juga diperlukan berbagai metode seleksi-tes-tes performansi,
peninjauan kembali atas biodata, atau wawancara-wawancara – untuk jenis
keduduka yanng berbeda. Oleh karena analisis pekerjaan dan evaluasi digunakan
untuk beberapa maksud, antara lain untuk pengawasan eksternal, orientasi
pegawai, dan perbaikan performansi pekerjaan. Oleh karena itu, diperlukan
keaabsahan dari berbagai metode evaluasi kerja untuk tujuan-tujuan tersebut.
8
2.4.Klasifikasi Pekerjaan
Klasifikasi pekerjaan merupakan proses pengkategorisasian kedudukan sesuai
dengan jenis kerja yang dilakukan, jenis kecakapan yang dibutuhkan, atau factor
lainnya yang berkaitan dengan kerja. Klasifikasi mempermudah analisis pekerjaan
karena klasifikasi berarti uraian pekerjaan, dan standar kualifikasi yang
dibakukan dapat dirumuskan untuk sekumpulan posisi. Pekerjaan sebenarnya
merupakan sekumpulan kedudukan yang sangat mirip sesuai dengan tugas-tugas dan
kualifikasi-kualifikasi untuk pembenaran keberadaannya seperti ditetapkan dalam
uraiana pekrjaan. Ada dua jenis kualifikasi yang umum dipakai, yakni :
1. Pekerjaan-pekerjaan dibagi ke dalam
klasifikasi-klasifikasi okupasi yang umum
2. Dalam setiap klasifikasi okupasi yang
umum, pekerjaan-pekerjaan dibedakan menurut tingkat anggung-jawabnya.
Sistem klasifikasi
untuk semua pekerjaan,baik disektor public maupun swata, didasarkan pada
beberapa faktor:
1. Masukan informasi, Dimana dan bagaimana si
pekerja memperoleh informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Proses-proses mental, Pertimbangan apa yang
ditekankan dalam pembuatan keputusan, perencanaan dan aktivitas-aktivitas
proses informasi apa yang dilibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Output pekerjaan, Aktivitas-aktivitas
fisik apa yang dilakukan oleh para pekerja, dan alat-alat apa yang dipakai oleh
para pekerja?
4. Relasi dengan orang, Relasi dengan orang lain
yang bagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan pekerjaan?
5. Konteks pekerjaan, Dalam konteks fisik
dan social apa pekerjaan dilaksanakan?
6. Metode-metode kerja, Metode-metode atau
teknik-teknik apa yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan?
9
7. Ciri-ciri pekerja, Ciri-ciri kepribadian atau
kemampuan-kemampuan apa yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan?
Desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan kerja seorang atau
sekelompok karyawan secara organisasional. Desain pekerjaan atau job design
merupakan faktor penting dalam manajemen terutama manajemen operasi karena
selain berhubungan dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan
melaksanakan kegiatan operasi perusahaan. Desain pekerjaan adalah suatu alat
untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan. Oleh karena itu
perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya
tujuan perusahaan secara efektif dan efisien yang dapat merangsang karyawan
untuk bekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan dapat
meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk
menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan (Sulipan, 2000).
Herjanto (2001) menjelaskan bahwa desain pekerjaan adalah rincian tugas dan
cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang mencakup siapa yang mengerjakan
tugas, bagaimana tugas itu dilaksanakan, dimana tugas dikerjakan dan hasil apa
yang diharapkan.Sulipan (2000) menambahkan desain pekerjaan adalah fungsi
penetapan kegiatan kerja seorang atau sekelompok karyawan secara
organisasional. Tujuannya untuk mengatur penugasan kerja supaya dapat memenuhi
kebutuhan organisasi. Definisi diatas menjelaskan bahwa desain pekerjaan dibuat
oleh perusahaan untuk mengatur tugas-tugas yang tepat sasaran, memberikan tugas
kepada orang dengan kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki untuk
mengerjakan tugas tersebut demi mencapai sasaran dari perusahaan. Handoko
(2000) menyatakan bahwa desain pekerjaan adalah fungsi penetapan
kegiatan-kegiatan kerja seseorang individu atau kelompok karyawan secara
organisasional yang bertujuan untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang
memenuhi kebutuhan organisasi, teknologi, dan keperilakuan.
10
2.6.Tujuan Desain Pekerjaan
Tujuan desain pekerjaan secara umum adalah untuk
penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan perusahaan, teknologi dan perilaku.
Dengan demikian dari sudut pandang personalia, desain pekerjaan sangat
mempengaruhi kualitas kehidupan kerja, dimana hal ini tercermin pada kepuasan
kerja para karyawan yang memegang jabatan tersebut. Atas dasar pentingnya
peranan yang dimainkan oleh desain pekerjaan dalam kualitas dan kepuasan kerja,
maka sangat dibutuhkan analisis pekerjaan. Analisis pekerjaan secara sistematis
mengumpulkan, mengevaluasi dan mengorganisasi informasi tentang
pekerjaan-pekerjaan. Dari informasi yang dihasilkan oleh analisis pekerjaan
akan disusun atau diadakan desain pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaan,
tujuan dan jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan
2.7. Elemen-elemen Desain Pekerjaan
1. Elemen
organisasional
Elemen-elemen organisasional pada desain pekerjaan
bersangkutan dengan efisiensi. Pekerjaan-pekerjaan yang dirancang secara
efisien. Kemudian mendorong karyawan yang mampu dan termotivasi untuk mencapai
keluaran maksimum. Elemen-elemen organisasional mencakup pendekatan mekanistik,
aliran kerja, dan praktek-praktek kerja.
2. Elemen
lingkungan
Aspek kedua desain pekerjaan berkaitan dengan
elemen-elemen lingkungan. Seperti hampir dalam semua kegiatan personalia, para
perancang pekerjaan tidak dapat mengabaikan pengaruh lingkungan eksternal. Elemen-elemen
lingkungan pokok dalam perancangan pekerjaan-pekerjaan adalah kemampuan
dan tersedianya karyawan potensial, dan pengharapan-pengharapan sosial.
3. Elemen
keperilakuan
Ada beberapa elemen keprilakuan yang perlu
dipertimbangkan dalam desain pekerjaan yaitu :
1.
Otonomi yang
berarti mempunyai tanggung jawab atas apa dilakukan.
11
2. Variasi
yang apabila kurangnya variasi pekerjaan maka akan menimbulkan
kebosanan, selanjutnya menimbulkan kelelahan sehingga timbul
kesalahan-kesalahan
3. Identitas
tugas, bila pekerjaan tidak mempunyai identitas menimbulkan karyawan
kurang tanggung jawab atau kurang puas atas hasil pekerjaannya
4. Umpan
balik, bila pekerjan memberikan umpan balik atas seberapa baik pekerjaan maka
karyawan termotivasi untuk melaksanakan dengan baik.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari
makalah ini adalah peran sumber daya manusia dalam organisasi kerja sangat
mempengaruhi kinerja sehingga dalam menempatkan seorang pekerja dibutuhkan
analisis pekerjaan untuk mengumpulkan informasi sehingga dapat memposisikan
pekerja sesuai dengan klasifikasi
pekerja yang nantinya diharapkan mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif
sesuai dengan desain pekerjaanya
3.2. Saran
Dalam makalah ini penulis menyarankan agar manajemen sumber daya manusia
hendaknya dijalankan dengan sebaik mungkin, mengingat begitu pentingnya peran
dan fungsi sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan
organisasi. Perkembangan psikologi manusia perlu menjadi perhatian utama bagi
manajer sumber daya manusia, dalam rangka melakukan manajemen terhadap sumber
daya manusia dalam organisasi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Cardoso,Faustino.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Hasibuan, Malayu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia.
14
14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar