BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Fisiologi Darah
Darah merupakan jaringan yang
berbentuk cairan yang mengalir ke seluruh tubuh melalui vena dan arteri yang
memasok oksigen, dan bahan makanan ke seluruh jaringan tubuh serta mengambil
karbondioksida dan sisa metabolisme dari jaringan. Darah memiliki dua komponen penyusun yaitu plasma dan sel
darah. Plasma darah merupakan bagian dari komponen darah yang berwarna
kekuning-kuningan yang jumlahnya sekitar 60% dari volume darah, sedangkan sel
darah adalah komponen selluler dari darah termasuk sel darah merah (eritrosit),
sel darah putih (Leukosit) dan keping-keping darah (trombosit). Pemeriksaan
hematologi merupakan sekelompok pemeriksaan laboratorium klinik yang terdiri
dari beberapa macam pemeriksaan seperti kadar hemoglobin, hitung lekosit,
eritrosit, trombosit, laju endap darah (LED), sediaan hapus, hematokrit,
retikulosit, dan pemeriksaan hemostatis. (Depkes RI, 1989)
Terjadinya
perdarahan berkepanjangan setelah trauma superfisial yang terkontrol, merupakan
petunjuk bahwa ada defisiensi trombosit..
Koagulasi atau pembekuan darah merupakann salah satu faktor penting dalam menghentikan suatu perdarahan. Didalam tubuh terdapat 2 mekanisme koagulasi darah yaitu intrinsik dan ekstrinsik yang dirancang oleh tubuh untuk saling melengkapi dalam megatasi trauma ringan sehari hari terhadap pembuluh darah
Koagulasi atau pembekuan darah merupakann salah satu faktor penting dalam menghentikan suatu perdarahan. Didalam tubuh terdapat 2 mekanisme koagulasi darah yaitu intrinsik dan ekstrinsik yang dirancang oleh tubuh untuk saling melengkapi dalam megatasi trauma ringan sehari hari terhadap pembuluh darah
Laju
Endap Darah adalah kecepatan mengendapnya eritrosit dalam sampel darah yang
diperiksa dengan suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam mm/jam. Pemeriksaan
Laju Endap Darah ada dua metode yaitu metode Westergren dan Wintrobe, akan
tetapi metode Westergren lebih umum digunakan sesuai yang
direkomendasikan oleh The International Commite For Standarisation In
Hematology(ICSH) (Martin, 1998).
Hemolisis
adalah pecahnya atau rusaknya membran eritrosit sehingga hemoglobin keluar dari
sel darah dan bebas didalam medium seelilingnya.
Hematokrit
merupakan persentase sel sel darah merah dalam 100 ml darah. Pada pemeriksaan
hematokrit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara manual dan cara
automatik. Pada cara manual dilakukan dua pengukuran yaitu secara mikro dan
secara makro. Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah
merah yang terdiri dari protein kompleks terkonjugasi yang mengandung besi dan
berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan
tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan
zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna
merah. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain
metode Sahli, oksihemoglobin atau sianmethhemoglobin.
Perhitungan total leukosit penting untuk diagnosa klinik, tetapi
akan lebih memberikan gambaran yang lengkap dengan perhitungan diferensial
leukosit. Diferensial leukosit merupakan persentase setiap jumlah sel darah
putih dari total leukosit. Setiap sel darah putih memiliki fungsi yang berbeda.
Sel darah putihh terdiri dari leukosit granulosit dan leukosit agranulosit
Fisiologi
Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang menjelaskan proses sirkulasi
yang terjadi di dalam tubuh manusia. Berdasarkan lintasan sirkulasi,ada 3 macam
sirkulasi dalam tubuh manusia,sirkulasi sistemik,sirkulasi paru,dan sirkulasi
khusus (sirkulasi pada janin,sirkulasi koroner jantung). Sirkulasi tidak hanya
menjelaskan tentang sirkulasi darah saja tetapi juga ada sirkulasi cairan limfe
yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan pengaturan keseimbangan cairan
di ruang interstisial.
Sistem kardiovaskuler terdiri dari : jantung , pembuluh darah (vena dan
arteri), pembuluh limfe dan darah. Jantung merupakan salah satu organ tubuh
manusia yang sangat penting karena
mempunyai fungsi sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia yaitu
memompa darah ke jaringan, menyuplai oksigen dan zat nutrisi lain sambil
mengangkut karbondioksida dan sampah hasil metabolisme.
Jantung berfungsi memompa darah untuk menyediakan oksigen,nutrien dan
hormone ke seluruh tubuh serta mengangkut sisa metabolisme ke seluruh
tubuh seperti karbondioksida,asam urat
dan ureum. Untuk menjalankan fungsinya sebagai pompa,jantung dapat berkontraksi
dan berlelaksasi. Sedangkan pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk
mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan mengembalikannya
kembali ke jantung . Dan darah sebagai medium transportasi dimana darah akan
membawa oksigen dan nutrisi. Sedangkan sistem saluran limfe berhubungan erat
dengan sistem sirkulasi darah.
Fisiologi Ginjal
Ginjal mempunyai fungsi
utama, yaitu mengatur/mempertahankan konsentrasi ion, air, pH, dari cairan
tubuh (cairan ekstra sel) agar konstan (homeostasis) dan mengekskresikan
sebagian besar produk akhir metabolisme tubuh. Ekskresi adalah pengeluaran
zat-zat sisa metabolisme yang tidak dipakai lagi oleh sel darah, dikeluarkan
bersama urin keringat dan pernapasan. Salah satu sistem metabolisme yang
terdapat dalam tubuh hewan adalah system eksresi dan osmoregulasi.
Ekskresi mempunyai
peranan mengeluarkan dan membuang hasil sampingan metabolisme, mencegah
gangguan aktifitas metabolic dalam tubuh dan membuang zat-zat buangan, mengatur
jumlah air yang terdapat dalam cairan tubuh
mengendalikan kandungan ion dalam cairan tubuh dan mengatur kadar ion H+
atau pH cairan tubuh.
Sistem urin terdiri
dari ginjal, ureter, kantong kemih dan uretra dengan menghasilkan urin yang
membawa serta berbagai produk sisa metabolisme untuk dibuang.Ginjal juga berfungsi
dalam pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dan merupakan tempa tpembuangan
hormon renin dan eritropitin.
Pemeriksaan urine merupakan
pemeriksaan yang menggunakan bahan atau specimen urine. Pemeriksaan pada urine
dapat menentukan penyakit apa yang sedang diderita oleh seseorang. Oleh sebab
itu dalam makalah ini kami akan membahas bagaimana proses pengumpulan urine.
Ginjal mempunyai fungsi
yang paling penting yaitu menyaring plasma dan memindahkan zat dari filtrat
pada kecepatan yang bervariasi tergantung pada kebutuhan tubuh. Akhirnya,
ginjal membuang zat yang tidak diinginkan dengan filtrasi darah dan
mensekresinya dalam urine. Sedangkan zat yang dibutuhkan kembali ke dalam
darah.
Untuk mempertahankan
homeostatis ekskresi air dan elektrolit sesuai dengan asupan. Melebihi ekskresi
jumlah zat dalam tubuh akan mengikat. Jika asupan kurang dari ekskresi jumlah
zat dalam tubuh akan berkurang. Kapasitas ginjal untuk mengubah ekskresi
natrium sebagai respons terhadap perubahan asupan natrium sangat besar. Ini
menunjukkan bahwa pada manusia normal natrium dapat ditingkatkan. Hal ini
sesuai untuk air dan kebanyakan elektrolit lainnya, seperti klorida, kalium,
kalsium, hidrogen, magnesium dan fosfat
Fisiologi Syaraf
Saraf
adalah serat-serat yang
menghubungkan organ-organ tubuh dengan sistem saraf
pusat (yakni otak dan sumsum tulang belakang) dan antar bagian sistem saraf dengan lainnya. Saraf membawa impuls dari dan ke otak atau pusat saraf. Neuron kadang disebut sebagai sel-sel saraf, meski istilah ini sebenarnya kurang tepat karena banyak
sekali neuron yang tidak
membentuk saraf.
Sistem saraf pusat
(SSP) merupakan sistem saraf yang dapat mengendalikan sistem saraf lainnya
didalam tubuh dimana bekerja dibawah kesadaran atau kemauan. SSP biasa juga
disebut sistem saraf sentral karena merupakan sentral atau pusat dari saraf
lainnya. Sistem saraf pusat ini dibagi menjadi dua yaitu otak (ensevalon) dan
sumsum tulang belakang (medula spinalis).
Sistem saraf pusat
dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik misalnya
hipnotik sedativ. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat terbagi menjadi
obat depresan saraf pusat yaitu anastetik umum, hipnotik sedativ, psikotropik,
antikonvulsi, analgetik, antipiretik, inflamasi, perangsang susunan saraf pusat
Fungsi Endokrin
Sistem endokrin adalah
sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi
di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon
bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke
berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan"
tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar
eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain
dalam saluran gastroinstestin
Sistem endokrin, dalam
kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua
sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi
mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise
posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan
atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh
sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem
saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Salah satu cara sistem komunikasinya yaitu
sistem endokrin (hormon). Sistem ini mengontrol fungsi tubuh dengan perantaraan
zat kimia, yaitu hormon, yang diangkut ke seluruh tubuh dalam darah.
Hormon-hormon ini kemudian diedarkan ke semua sel tubuh lainnya. Dalam beberapa
hal, hormon-hormon ini akan mempengaruhi kegiatan semua sel tersebut. Hormon
menggunakan efeknya hanya pada strukutur tubuh tertentu saja. Hormon-hormon
tersebut akan setiap aktifitas dan sifat pada hewan khususnya pada manusia. Aktifitas dapat berupa aktifitas sosial,
sexual, adaptasi, dan pola hidup
1.2.
Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan hematologi adalah pada preparat natif darah
untuk mengamati bentuk sel darah, mengamati ada tidaknya sel krenasi dan
rouleaux, dan mengamati ada tidaknya mikroorganisme dalam darah pada darah
sapi, kambing, dan ayam.
Pada pemeriksaan waktu perdarahan untuk menentukan lama waktu
perdarahan dengam metode duke. Pada pemeriksaan waktu beku darah adalah untuk
menentukan waktu beku darah. Pada pemeriksaan laju endap darah adalah untuk
menentukan laju endap dara menggunakan tabung wastegreen. Pada pemeriksaan
hemolisis untuk mengamati hemolisis darah dan krenasi akibat perubahan medium
darah, menentukan batas konsentrasi NaCL dari medium dimana eritrosit lisis dan
hemolisis total. Pada pemeriksaan hematokrit untuk menentukan nilai hematokrit
dengan metode mikrohematokrit. Pada pemeriksaan hemoglobin untuk menentukan
kadar hemoglobin didalam darah menurut metode sahli. Pada pemeriksaan
menghitung jumlah sel darah untuk mengetahui jumlah sel darah merah dan sel
darah putih sapi dan ayam per
. Pada
pemeriksaan diferensial leukosit untuk mempelajari cara membuat preparat
ulas/apus darah, mengamati bentuk sel darah merh dan sel darah putih sapi dan
ayam pada preparat darah perifer. Pada pemeriksaan kardiovaskuler tujuanya
adalaah untuk mengukur tekanan darah secara tidak langsung, mendengarkan bunyi
jantung, dan untuk menentukan kemampuan fisik. Pada praktikum fisiologi ginjal
tujuanya adalah untuk mengetahui status kesehatan ginjal dan tubuh secara umum
melalui pemeriksaan urin, dan mempelajari respon ginjal dan pengaruh minum
terhadap pembentukan urin dan konsentrasi NaCl dalam urin. Pada praktikum
fisiologi syaraf tujuanya adaalah
mempelajari fungsi bagian otak katak dan mengamati reaksi yang timbul, mempelajari
sifat reflek pada katak, memepelajari sifat reflek pada manusia, dan
mempelajari sifat reflek pada kucing. Pada praktikum fungsi endokrin tujuanya
aadalah memepelajari deteksi kehamilan secara dini tanpa pengamatan klinis
anatomis.
Adapun manfaat dari praktikum fisiologi darah mengenai
pemeriksaan hematologi ini, praktikan dapat mengetahui bentuk sel darah,
mengetahui cara menentukan waktu perdarahan, menentukan waktu beku darah,
menentukan laju endap darah menggunakan tabung wastergreen, mengamati hemolisis
darah, menentukan nilai hematokrit dengan metode mikrohematokrit, menentukan
kadar hemoglobin menggunakan metode sahli, mengetahui jumlah sel darah hewan,
dan mengetahui cara membuat preparat ulas darah.
1.3
. Manfaat
Manfaat dari praktikum fifiologi kardiovaskuler
adalah dapat menegetahui cara pemeriksaan tekanan darah, mengetahui bunyi
jantung, dan dapat menentukan kemampuan fisik seseorang. Manfaat dari praktikum
fisiologi ginjal adalah menegetahui bagaimana menganalisa urin dan mengetahui
status kesehatan ginjal dan tubuh secara umum, dan mengetahui pengaruh minum
terhadap pembentukan urin. Pada
praktikum fisiologi syaraf manfaatnya adalah mengetahui fungsi bagian nagian
otak katak , mengetahui sifat aksi reflek pada katak, manusia dan kucing. Manfaat dari praktikum fungsi endokrin
adalaah mengetahui cara mendeteksi
kehamilan dengan uji galli mainini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah
jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah.
Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit, leukosit, dan eritrosit
(Evelyn, 2006).
Bentuk eritrosit mamalia dewasa tidak berinti, berbentuk cawan bikonkaf.
Ukuran serta kedalaman bentuk konkaf berbeda untuk semua jenis. Pada anjing,
sapi dan domba, bentuk konkaf sedang, tetapi pada kuda dan kucing konkafnya
agak datar. Pada babi dan kambing, eritrosit berbentuk cawan datar. Bentuk
eritrosit di pertahankan oleh sejenis protein kontraktil, dekat plasmalema dan
terkait membentuk selaput inti utuh yang di sebut spektrin. Kelembutan serta plastisitas
di sebabkan oleh matriks koloid yang memungkinkan perubahan bentuk selama ada
dalam pembuluh darah sampai yang paling kecil (kapiler) tanpa menyebabkan robek
atau pecahnya membran plasma. Bila setetes darah segar di taruh pada kaca
sediaan, permukaan sel akan saling melekat sehingga merupakan tumpukan uang
logam. Struktur yang kompleks tidak hanya menentukan bentuk eritrosit, tetapi
juga sifat fisiologis dasar yang dimilikinya. Membran plasma bersifat permeabel
terhadap air, elektrolit dan beberapa polisakarida, tetapi tidak untuk
hemoglobin. Karenanya osmolaritas eritrosit ditentukan oleh hemoglobin.
Osmolaritas plasma darah sama dengan eritrosit, maka eritrosit dan plasma darah
bersifat isotonik satu sama lain (Delmann & Brown, 2000)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendarahan adalah besar kecilnya luka, suhu,
status kesehatan, umur, besarnya tubuh dan aktivitas, kadar hemoglobin
dalam plasma dan kadar globulin dalam darah. (Sonjaya,2013)
Faktor-faktor
yang mempengaruhi waktu koagulasi darah yaitu adanya pembentukan tromboplastin,
adanya ion kalsium dan substansi tambahan faktor trombosit bereaksi dengan
faktor anti hemofilik membentuk tromboplastin, protrombin, prokonvertin,
akselerator konversi serum protrombin, dan ion kalsium (Ariwibowo, 2007).
Waktu
koagulasi normal pada manusia yaitu 15 detik sampai 2 menit dan berakhir dalam
waktu 5 menit. Sedangkan
waktu koagulasi pada ternak seperti sapi 6,5 menit, kambing 2,5 menit, ayam 4,5
menit, kuda 11,5 menit, babi 3,5 menit, domba 2,5 menit, dan anjing 2,5 menit
(Frandson, 1992).
Proses pemeriksaan sedimentasi
(pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung
khusus selama (waktu di tentukan) Makin banyak sel darah merah yang mengendap
maka makin tinggi laju endap darahnya. Tinggi rendahnya
laju endap darah sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita. Biasanya, jika
terjadi radang laju endap darah tergolong tinggi. Laju endap darah tinggi atau
rendah tentu disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor eritrosit, plasma, dan
teknik dapat mempengaruhi laju endap darah. (radiopoetra,2000)
Laju endap darah yang ditemukan pertama kali oleh Westergren pada
tahun 1921. LED merupakan pemerikksaan yang menggambarkan komposisi plasma dan
perbandingan antara eritrosit dengan plasma (Widodo, 2004).
Darah normal mempunyai LED relatif kecil karena pengendapan
eritrosit akibat tarikan gravitasi di imbagi oleh tekanan keatas akibat
perpindahan. Bila viskositas plasma tinggi atau kadar kolesterol meningkat
tekanan keatas mungkin dapat menetralisasi tarikan kebawa terhadap setiap sel
atau gumpalan sel. Sebaliknya setiap keadaan yang meningkatkan penggumpalan
atau perletakan satu dengan yang lain akan meningkatkan LED (Barbara, 2006)
Hal ini menyebabkan net
aliran pelarut air dari cairan ke plasma darah. Akibatnya sel darah merah akan
mengembang dan dapat pecah (
F. D. Frandson.2000) Adanya
hemoglobin dalam darah menimbulkan timbulnya warna merah dalam darah dan
hemoglobin tersebut merupakan suatu senyawa organik yang kompleks yang terdiri
dari empat pigmen porfirin merah
Metode
pemeriksaan secara mikro berprinsip pada darah yang dengan antikoagulan dicentrifuge
dalam jangka waktu dan kecepatan tertentu, sehingga sel darah dan plasmanya
terpisah dalam keadaan mapat. Prosentase volum kepadatan sel darah merah
terhadap volume darah semula dicatat sebagai hasil pemeriksaan hematokrit
(Gandasoebrata, 2008).
Tekanan darah adalah
tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah pada dinding pembuluh darah, dan
merupakan salah satu tanda-tanda vital utama. Pada setiap detak jantung,
tekanan darah bervariasi antara tekanan maksimum (sistolik) dan minimum
(diastolik). Tekanan darah dikarenakan oleh pemompaan jantung dan resistensi
pembuluh darah, berkurang sebagai sirkulasi darah menjauh dari jantung melalui
arteri. Tekanan darah memiliki penurunan terbesar dalam arteri kecil dan
arteriol, dan terus menurun ketika bergerak melalui darah kapiler dan kembali
ke jantung melalui pembuluh darah. Gravitasi, katup dalam pembuluh darah, dan
memompa dari rangka kontraksi otot, adalah beberapa pengaruh lain pada tekanan
darah di berbagai tempat di dalam tubuhTekanan darah dinilai dalam dua hal,
sebuah tekanan tinggi sistolik yang menandakan kontraksi maksimal jantung dan
tekanan rendah diastolik atau tekanan istirahat (Anonim, 2008)
Hasil dan pembahan pada pratikum
mendengarkan bunyi detak jantung didapat hasil yaitu dengan menggunakn
stetoskop terdengar bunyi jantung yaitu “Lup.. Dup..” hal tersebut sesuai
dengan yang menyatakan bahwa Bunyi jantung secara tradisional digambarkan
sebagai lup -dup dan dapat didengar melalui stetoskop. ´Lupµ mengacu pada
saat katup A -V menutup dan dupµ mengacu pada saat katup semilunar
menutup. Bunyi ketiga atau keempat disebabkan vibrasi yang terjadi pa da
dinding jantung saat darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel, dan
dapatdidengar jika bunyi jantung diperkuat melalui mikrofon.Murmur adalah
kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak wajar yangberkaitan dengan
turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena defek padakatup seperti
penyempitan (stenosis) yang menghambat aliran darah ke depan,atau katup yang
tidak sesuai yang memungkinkan aliran balik darah (Ethel 2003)
Tes
Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk
mendeteksi dan atau mendiagnosa kelainan kardivaskuler. Tes ini juga salah satu
ukuran yang bagus bagi kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari olahraga
berat. Semakin cepat jantung kembali normal maka semakin bugar tubuhnya (Uchenk, 2008)
Sistem ekresi
merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat-zat yang sudah tidak
diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan bagi tubuh dalam bentuk
larutan. Ekresi terutama berkaitan dengan pengeluaran-pengeluaran
senyawa-senyawa nitrogen. Selama proses pencernaan makanan, protein dicernakan
menjadi asam amino dan diabsorpsi oleh darah, kemudian diperlukan oleh sel-sel
tubuh untuk membentuk protein-protein baru. Mamalia memiliki sepasang ginjal yang
terletak dibagian pinggang (lumbar) dibawah peritonium (Tuti kurniati, 2009)
Analisa urin itu penting,karena banyak penyakit dangangguan
metabolism dapat diketahui dari perubahan yang terjadi didalam urin. Zat
yang dapat dikeluarkan dalam keadaan normal
tidak terdapat adalah glukosa, aseton, albumin,
darah dan nanah (Wulangi,2000)
Katak amatlah berguna untuk
mendemokrasikan fungsi spinal karena perode shock spinal (akibat dari operasi
pemutusan otak) yang menghilangkan aktivitas refleks dan membuat katak menjadi
lumpuh, tetapi keadaan ini hanya berlangsung dalam beberapa menit saja (Efendi ,2001)
Refleks yang lebih kompleks
diselenggarakan melalui pusat-pusat refleks yang terdapat dalam otak dimana
medulla oblongata berisi pusat refleks untuk mengontrol (Frandson ,2006)
Suatu refleks spinal yang
khas adalah refleks rentang yang digambarkan dengan refleks pemukulan
ligamentum pattela (suatu tendon) sehingga menyebabkan otot lutut terlentang (Ommanney, 2001)
Yang menyusun saraf pptik adalah akson-akson dari sel ganglion. Setiap sel
reseptor tidak menikmati rangkaian pribadinya sendiri kembali ke otak (Dellan Brown, 2009)
Refleks yang lebih kompleks diselenggarakan melalui pusat-pusat refleks yang
terdapat dalam otak dimana medulla oblongata berisi pusat refleks untuk
mengontrol
(Frandson, 2006)
BAB III
PROSEDUR KEGIATAN
3.1. Tempat dan waktu
Praktikum anatomi dan fisiologi ternak dilaksanakan pada hari Kamis
mualai dari tanggal sampai tanggal yang
dilaksanakan pada pukul 14.00 s/d selasai di Laboratorium Gedung C Fakultas
Peternakan Universitas Jambi
3.2. Materi
Adapun materi yang digunakan pada praktikum fisiologi darah
mengenai pemeriksaan hematologi adalah
Fisiologi
Darah
1.
Preparat Natif Darah
Alat yang digunakan pada praktikum
preparat natif darah adalah jarum penusuk pembuluh darah, kapas, tissue, object
galss, cover glass, dan mikroskop. Sedangkan Bahan yang digunakan adalah darah
sapi, kambing, dan ayam yang sudah diberi antikoagulan, alkohol 70%, larutan
garam NaCl fisiologis/NaCl 0,9%
2.
Waktu Perdarahan
Alat yang digunakan pada praktikum waktu perdarahan adalah darah
sapi, kambing, ayam yang sudah diberi antikoagulan, alkohol 70%, ujung jari
praktikan. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kapas, tissue dan lanset
steril
3.
Waktu Beku Darah
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum waktu beku darah adalah alkohol
70%, lanset steril, jarum pentil, gelas arloji belapis parafin, pipa kapiler
tanpa heparin, kapas, dan stopwatch
4.
Laju Endap Darah
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum laju endap
darah adalah darah sapi, ayam, dan kambing yang sudah diberi antikoagulan,
tabung westergreen dan raknya
5.
Hemolisis
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum hemolisis adalah
larutan NaCl dengan konsentrasi 0,9%, 0,65%, 0,45%, 0,25%, dan 3,0%, larutan
urea dalam aquades 1% urea dalam NaCl 0,9%. Larutan 1% saponin dalam aquades,
larutan 1% saponin dalam NaCl 0,9%, darah sapi ayam dan kambing yang sudah
diberi antikoagulan, tabung reaksi, object glass, cover glass, dan mikroskop
6.
Hematokrit
Alat da bahan yang digunakan dalam praktikum hematokrit adalah tabung
pipet kapiler, darah sapi, ayam, dan kambing yang sudah diberi antikoagulan dan
sentrifus
7.
Hemoglobin
Adapun alat dan bahan yang digunakana pada praktikum hemoglobin
adalah darah sapi dan ayam yang sudah diberi antikoagulan, HCl 0,1 N, aquades,
kertas saring /tissue, stopwatch, hemometer sahli
8.
Menghitung Jumlah Sel Darah
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum menghitung
jumlah sel darah adalah darah sapi, dan ayam yang sudah diberi antikoagulan,
larutan pengencer hayem untuk eritrosit, turk untuk leukosit mamalia, dan BCB
untuk leukosit unggas, hemocytometer, pipet pengencer untuk leukosit berskala
0-0,5-1-101, pipet pengencer untuk leukosit skala 0-0,5-1-11, tissue, mikroskop
dengan perbesaran 10x, 40x
9.
Diferensial Leukosit
Materi yang digunakan pada praktikum diferensial leukosit adalah
darah sapi dan ayam yang sudah diberi antikoagulan, methanol absolut, larutan
giemsa, aquades, minyak emersi, object glass, bak celup untuk fiksasi, bak
celup untuk pewarnaan, diferensial counter, mikroskop
Fisiologi
Kardiovaskuler
1.
Pemeriksaan Tekanan Darah
Materi
yang digunakan pada pemeriksaan tekanan darah adalah praktikan,
spygnomanometer, dan stetoskop
2.
Bunyi Jantung
Materi
yang digunakan pada praktikum bunyi jantung adalah praktikan dan stetoskop
3.
Tes Kemampuan Fisik
Materi yang digunakan pada praktikum tes kemampuan fisik adalah
praktikan, arloji, bangku
Fisiologi Ginjal
1.
Analisa Urin Secara Fisik
Materi yang
digunakan pada praktikum Analisa urin secara fisik adalah urin kambing, sapi,
kerbau, praktikan, urinometer, gelas ukur, gelas piala, dan PH strip
2.
Pengaturan Osmolaritas Ginjal
Materi yang
digunakan pada praktikum pengaturan osmolaritas ginjal adalah urin praktikan,
kopi, NaCl, gula, urinometer, gelas piala, gelas ukur, tabung reaksi, pipet
pasteur
Fisiologi Syaraf
1.
Pengamatan Fungsi Bagian Otak Katak
Materi yang
digunakan pada praktikum pengamatan fungsi bagian otak katak adalah beberapa
ekor katak dan alat disseksi
2.
Sifat Aksi Reflek Pada Katak
Materi yang
digunakan pada praktikum sifat aksi reflek pada katak adalah katak, Aquades,
H2SO4, asam sulfat, alat disseksi, tali, papan penjepit, stopwatch, beker glass
3.
Sifat Reflek Pada Manusia
Materi yang
digunakan pada Sifat reflek pada manusia adalah praktikan, benda silinder,
gula, garam, jeruk nipis
4.
Sifat Reflek Pada Kucing
Materi yang
digunakan pada praktikum sifat reflek pada kucing adalah kucing, lampu senter,
dan kain hitam penutup mata
Fungsi Endokrin
Materi
yang digunakan pada praktikum fungsi endokrin adalah katak jantan, urin wanita
hamil 3 bulan, disposible syring, object glass, cover gass, dan mikroskop
3.3 Metoda
Adapun metod yang digunakan pada praktikum fisiologi darah mengenai
pemeriksaan hematologi adalah
Fisiologi
Darah
1.
Preparat Natif Darah
Metoda yang digunakan pada preparat natif darah adalah pertama
teteskan darah sapi, kambing dan ayam pada object glass kemudian teteskan 1
sampai 2 tetes larutan fisiologis NaCl 0,9%, kemudian amati dengan mikroskop
dengan perbesaran 10x dan 40x, kemudian amati hasil pengamatan
2.
Waktu Perdarahan
Metoda yang digunakan pada praktikum waktu perdarahan pertama,
bersihkan ujung jari praktikan dengan alkohol 70% kemudian keringkan dengan
tissue, setelah itu tusukan ujung jari praktikan dengan menggunakan lanset
steril , catat waktu saat darah mulai keluar sampai darah berhenti dan usap
darah tersebut. Biarkan darah keluar lagi, lakukan kegiatan tersebut setiap 30
detik sampai darah tidak keluar atau berhenti, dan catat waktunya
3.
Waktu Beku Darah
Metoda yang digunakan pada praktikum waktu beku darah adalah
pertama bersihkan ujung jari praktkan dengan alkohol, kemudian bersihkan dan
tusuk ujung jari pratikan dengan lanset steril dan catat waktu pada saat darah
keluar,
letakan 1 smpai 2 tetes darah ke gelas arloji yang berlapis
parafin, kemudian tusuk darah dengan jarum pentul samapi terlihat benang putih
terlihat dan catat waktunya
4.
Laju Endap Darah
Metoda yang digunakan pada praktikum laju endap darah adalah sampel
darah dihisap dengan tabung westergreen sampai angka 0. Kemudian tegakkan pada
ra, tiap 30 menit catat penurunan dari sel sel darahnya, kemudian buat grafik
LED dari 0-90 menit
5.
Hemolisis
Metoda yang digunakan pada praktikum hemolisis siapkan 3 tabung
reaksi kemudian masing masing tabung diisi dengan darh sapi, kambing dan ayam
sebanyak 3 tetes, kemudian tambahkan Nacl dengan konsentrasi tertentu sebanayak
2 ml dan biarkan selama 30 menit, kemudian amati hasilnya, setelah itu lakukan
pemeriksaan mikroskopis untuk melihat terjadinya krenasikemudian catat hasilnya
6.
Hematokrit
Metoda yang digunakan pada praktikum hematokrit pertama adalah hisap darah dengan
kapiler sampai jarak 1 cm dari ujung bagian atas pipa kapiler yang sudah
dilapisi heparin, kemudian sumbat ujung pipa kapiler dengan menggunakan chryta
seal, lilin, atau sabun. Tempatkan pipa kapiler kedalam sentrifus mikro
hematokrit , kemudian sentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 2500 rpm,
keluarkan pipa kalpiler dan baca nilai hematokritnya dengan menggunakan reader
hematokrit
7.
Hemoglobin
Metoda yang digunakan pada praktikum hemoglobin adalah pertama
isikan Hcl 0,1 N, hisap darh dengan pipet sahli sampai angka 20
kemudian masukan darah tersebut edalam tabung
sahli yang sudah berisi HCl 0,1 n, tambahkan setetes demi setetes aquades
sambil diaduk sampai warna sesuai dengan batang standar. Kemudian baca tinggi
permukaan cairan pada tabung sahli. Angka yang terbaca menunjukan kadar Hb dari
sampel darah tersebut
8.
Menghitung Jumlah Sel Darah
Metoda yang digunakan pada praktikum diferensial leukosit adalah
A. Menghitung sel darah merah
1.
Hisap darah dengan pipet untuk eritrosit sampai
0.5. Bersihkan ujungnya dengan kertas saring/tissue.
2.
Segera hisap larutan hayem sampai angka 101,
dengan demikian darah diencerkan 200 kali.
3.
Peganglah ujung-ujung pipet dengan ibu jari dan
jari telunjuk atau jari tengah kemudian kocoklah dengan memutar-mutar membentuk
angka 8, supaya yang tercampur hanya cairan yang terdapat didalam pipet yang
menggelembung.
4.
Buanglah cairan yaang tidak mengandung sel
darah merah (2-3 tets).
5.
Isikan kedalam kamar hitung yang sudah ada kaca
penutupnya dengan menempelkan ujung pipet pada batas kamar hitung dengan menutup.
Hitunglah sel darah pada kamar hitung (5 bujur sangka kecil) dengan menggunakan
mikroskop dengan pembesaran 10X dan 40X.
B.
Menghitung sel darah putih
1.
Hisap darah dengan pipet untuk eritrosit sampai
0.5. Bersihkan ujungnya dengan kertas saring/tissue.
2.
Segera hisap larutan turk untuk darah mamalia
dan laarutaan BCB untuk daha unggas sampai skala 11, dengan demikian darah
diencerkan 20 kali.
3.
Peganglah ujung-ujung pipet dengan ibu jari dan
jari telunjuk atau jari tengah kemudian kocoklah dengan memutar-mutar membentuk
angka 8, supaya yang tercampur hanya cairan yang terdapat didalam pipet yang
menggelembung.
4.
Buanglah cairan yaang tidak mengandung sel
darah merah (2-3 tets).
Isikan kedalam kamar hitung yang
sudah ada kaca penutupnya dengan menempelkan ujung pipet pada batas kamar
hitung dengan menutup. Hitunglah sel darah pada kamar hitung (4 bujur sangka
kecil) dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10X dan 40X
9.
Diferensial Leukosit
Metoda yang digunakan pada praktikum diferensial leukosit adalah
siapkan 2 buah object glass, pegang ujung objek glass dengan ibu jari dan
teunjuk kiri, letakan 1 tetes darah pada ujung object glass, dengan tangan
kanan, pegang object glass lainya. Kemudian letakan object glass tersebut pada
ujung object glass yang sudah ditetesi darah membentuk sudut
. Kemudian
gerkan object glass yang ada di tangan kanan kebelakang sampai menyinggung
tetesan darah tadi, sehingga darah meneyabar sepanjang sudut antara kedua
object glass. Setelah darah menyebar dengan hati hati dorong kedepan object
glass ditangan kanan, maka terbentuklah preparat ulas. Setelah itu lakukan pewarnaan dengan cara preparat
ulas darah yang sudah dikeringkan diudara difiksasi dengan memasukanya kedalam
methanol selam 5 smpai 10 menit, angkat dan biarkan kering diudara kemudian
masukkan ke dalam larutan zat warna giemsa, biarkan selama 30 menit, angkat
preparat dan bilas, kelebihan zat warna dengan menggunakan air karan yang
mengalir, kemudian keringkan diudara atau menggunakan kertas isap. Setelah itu
periksa preparat yang suah diwarnai di tetesi minyak emersi dan diamati dengan
mikroskop dengan perbesaran 100x
Fisiologi
Kardiovaskuler
1.
Pemeriksaan Tekanan Darah
Metoda yang digunakan pertama, lilitkan cuff pada lengan atas dan
tempel stetoskop dinagian cuff tepat pada pembuluh darah dilengan, kemudian
cuff dipompa sampai tekanan sistolik, kemudian secara perlahan kurangi tekanan
cuff , lihat tekanan darahnya
2.
Bunyi Jantung
Metoda yang digunakan adalah letakan stetoskop di dada bagian kiri
praktikan, kemudian dengarkan suara jantung praktikan menggunakan stetoskop
3.
Tes Kemampuan Fisik
Metoda
yang digunakan adalah pada tes schneider, praktikan bersandar 5 menit kemudian
ukur denyut nadinya, kemudian praktikn berdiri selama 2 menit dan ukur denyut
nadinya, kemudian berdiri dengan 1 kaki diatas kursi catat denyut nadinya. Pada
tes hardvard step, praktikan melakukan kegiatan naik turun bangku selama 5
menit, lalu praktikan duduk dan hitung denyut nadinya selama 30 detik sebanyak
3 kali, lalu hitung menggunakan rumus perhitungan
Fisiologi Ginjal
1.
Analisa Urin Secara Fisik
Metoda
yang digunakan adalah mengamati warna urin, kejernihan, bau, derajat keasaman,
berat jenis dan kadar kebpadatan urin kambing, sapi, kerbau
2.
Pengaturan Osmolaritas Ginjal
Metoda
yang digunakan adalah setiap perwakilan praktikan dari setiap kelompok meminum
air yang telah ditentukan oleh asisten dosen, kemudian praktikan mengosongkan
bladder 30 menit setelah meminum larutan, setelah 30 menit analisis urin
praktikan tersebut
Fisiologi
Syaraf
1.
Pengamatan Fungsi Bagian Otak Katak
Metoda
yang digunakan, siapkan atak normal, decerebrasi, dan katak spinal setelah itu
potong otak katak tersebut dan amati sikap badan, gerakan spontan, keseimbangan
badan, kemampuan berenang, frekuensi nafas dan frekuensi denyut jantung
2.
Sifat Aksi Reflek Pada Katak
Metoda
yang digunakan adalah siapkan katak ikat kemudian amati pengamatan pada katak,
matai hambatan terhadap reflek pada katak normal. Pada katak spinal, rusak otak
katak dan amati pengamatan pada katak
tersebut. Kemudian melngamati reflek sederhana dengan menggantung katak dan
cubit jari kakinya dengan penjepit amatai reaksinya
3.
Sifat Reflek Pada Manusia
Metoda
yang digunakan adalah pada refles pupil,
amati perubahan pupil dengan memberikan cahaya pada mata. Pada reflek
akomodasi beri cahaya dengan jarak 5 meter lalu amati perubahan pupil. Pada
reflek cornea, gerakan tangan secara tiba tiba ke depan wajah salah satu teman
dan amati yang terjadi. Pada reflek cilio spinal, cubit tengkuk dan perhatikan
dilatasi pupil. Pada reflek patella, ketuk ligamentum patella saat salah satu
teman duduk dengan lutut disilangkan. Pada reflek achilles, ketok bagian tumit
salah satu praktikan saat berlutut pada kursi dengan bagian kaki bawah
tergantung di tepi kursi. Pada reflek bicep dan tricep, letakan lengan diatas
meja lalu angkat lengan tersebut dengan membentuk sdut 90 derajat, lalu cubit
otot bisep dan amati reaksinya. Pada reflek bersin, bersin sekuat kuatnya dan
amati reaksi kelopak mata. Pada reflek menelan, telan ludah lalu amati reaksinya. Pada pengecapan,
menentukan lokasi rasa manis, asin, asam, dan pahit dengan mencicipi gula,
garam, jeruk nipis,dan kopi
4.
Sifat Reflek Pada Kucing
Metoda yang
digunakan adalah pada reaksi gelap ke reaksi terang, tutup mata kucing seteh dibuka kemudian sorotan lampu senter
secara tiba tiba kemudian amatai pupil pada bola mata kucing. Pada reaksi
terang ke gelap metoda yang dilakukan adalah sorot lampu senter mengenai bola
amat kucing, kemudian matikan lampu senter, perhatikan perubahan yang terjadi
pada mata kucing
Fungsi Endokrin
Metoda
yang digunakan adalah, pertama periksa katak bahwa katak benar benar jantan,
suntikan 1 ml urin wanita hamil ke dalam limfatikus katak jantan. Setelah 30
menit, cairan kloakanya diambil untuk diperiksa ada tidaknya spermatozoa dengan
menggunakan mikroskop. Apabila terdapat spermatozoa katak , maka hasilnya
positif yang berarti urin yang digunakaan adalah urin wanita hamil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
FISIOLOGI DARAH
4.1.1.
Preparat Natif Darah
Dari hasil pengamatan, diperoleh
hasil sebagai berikut
a.
Eritrosit ayam
Gambar 1. Eritrosit ayam
dan sisanya terdiri dari sel stroma, lemak,
mineral, vitamin, dan bahan organik lainnya dan ion K
( Kusumawati, 2004 )
b.
Eritrosit Sapi
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bentuk sel darah merah sapi berbentuk cakram, bikonkaf dan
tidak memiliki inti
Gambar 1.
Eritrosit sapi
c.
Eritrosit Kambing
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bentuk sel darah merah kambing berbentuk cakram, bikonkaf dan
tidak memiliki inti
Gambar 1.
Eritrosit sapi
Dari hasil pengamatan sel darah merah sapi dan kambing dapat
diambil kesimpulan bahwa sel darah merah mamalia berbentuk caram, bikonkaf, dan
tidak berinti. Hal ini sesuai dengan pendapat Bentuk eritrosit mamalia dewasa
tidak berinti, berbentuk cawan bikonkaf. Ukuran serta kedalaman bentuk konkaf
berbeda untuk semua jenis. Pada anjing, sapi dan domba, bentuk konkaf sedang,
tetapi pada kuda dan kucing konkafnya agak datar. Pada babi dan kambing,
eritrosit berbentuk cawan datar. Bentuk eritrosit di pertahankan oleh sejenis
protein kontraktil, dekat plasmalema dan terkait membentuk selaput inti utuh
yang di sebut spektrin. Kelembutan serta plastisitas di sebabkan oleh matriks
koloid yang memungkinkan perubahan bentuk selama ada dalam pembuluh darah
sampai yang paling kecil (kapiler) tanpa menyebabkan robek atau pecahnya
membran plasma. Bila setetes darah segar di taruh pada kaca sediaan, permukaan
sel akan saling melekat sehingga merupakan tumpukan uang logam. Struktur yang
kompleks tidak hanya menentukan bentuk eritrosit, tetapi juga sifat fisiologis
dasar yang dimilikinya. Membran plasma bersifat permeabel terhadap air,
elektrolit dan beberapa polisakarida, tetapi tidak untuk hemoglobin. Karenanya
osmolaritas eritrosit ditentukan oleh hemoglobin. Osmolaritas plasma darah sama
dengan eritrosit, maka eritrosit dan plasma darah bersifat isotonik satu sama
lain (Delmann & Brown, 2000
4.1.2.
Waktu Perdarahan
Waktu pendarahan biasanya dapat juga diartikan sebagai waktu ulai
keluarnya tetesan darah pertama sampai tidak ada lagi noda di kertas saring
atau tissue. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pendarahan suatu darah yaitu
besar kecilnya luka, suhu, status kesehatan, umur, besarnya tubuh dan
aktivitas, kadar hemaglobin dalam plasma dan kadar globulin dalam darah
(Sonjaya, 2008)
Dari hasil pengamatan , saat ujung jari praktikan ditusu
menggunakan lanset steril, kemudian darah keluar, saat itu dihitung barapa lama
darah keluar menggunakan stopwatch, hasilnya waktu darah keluar selama 01.29.38
menit. Setelah itu dibersihan dan diaamati lagi, dan hasilnya darah tidak
keluar lagi.
Hal ini disebabkan
dari besar kecilnya luka, dimana semakin kecil luka maka darah yang keluar juga
sedikit sehingga waktu pendarahan yang diperlukan juga singkat, begitupun sebaliknya
semakin besar luka maka darah yang keluar juga banyak sehingga waktu pendarahan
yang diperlukan juga banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2013),
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendarahan adalah besar kecilnya luka,
suhu, status kesehatan, umur, besarnya tubuh dan aktivitas, kadar
hemoglobin dalam plasma dan kadar globulin dalam darah.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Dsyoghi (2010) yang
menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pendarahan suatu darah yakni
besar kecilnya luka, suhu, status kesehatan, umur, besarnya tubuh dan aktivitas
kadar hemoglobin dalam darah
4.1.3.
Waktu Beku Darah
Waktu 30 detik
|
Waktu terlihat benang fibrin/detik
|
1
|
23.65
|
2
|
44.51
|
3
|
59.94
|
Tabel 1. Waktu beku Darah
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu koagulasi darah yaitu adanya pembentukan
tromboplastin, adanya ion kalsium dan substansi tambahan faktor trombosit
bereaksi dengan faktor anti hemofilik membentuk tromboplastin, protrombin,
prokonvertin, akselerator konversi serum protrombin, dan ion kalsium chairul(2007). Hal
ini juga sesuai dengan pendapaat
Waktu koagulasi yang
normal menurut Frandson (1992). Waktu koagulasi
normal pada manusia yaitu 15 detik sampai 2 menit dan berakhir dalam waktu 5
menit. Sedangkan waktu koagulasi pada
ternak seperti sapi 6,5 menit, kambing 2,5 menit, ayam 4,5 menit, kuda 11,5
menit, babi 3,5 menit, domba 2,5 menit, dan anjing 2,5 menit.
4.1.4.
Laju Endap Darah
Laju
endap darah yang ditemukan pertama kali oleh Westergren pada tahun 1921. LED
merupakan pemerikksaan yang menggambarkan komposisi plasma dan perbandingan
antara eritrosit dengan plasma (Widodo, 2004)
Darah
normal mempunyai LED relatif kecil karena pengendapan eritrosit akibat tarikan
gravitasi di imbagi oleh tekanan keatas akibat perpindahan. Bila viskositas
plasma tinggi atau kadar kolesterol meningkat tekanan keatas mungkin dapat
menetralisasi tarikan kebawa terhadap setiap sel atau gumpalan sel. Sebaliknya
setiap keadaan yang meningkatkan penggumpalan atau perletakan satu dengan yang
lain akan meningkatkan LED (Barbara, 2006)
a.
Darah Sapi
Grafik1. LED Darah Sapi
b.
Darah Kambing
Grafik2. LED Darah Kambing
c.
Darah Ayam
Grafik3. LED Darah Ayam
Dari data di atas dapat di lihat bahwa
laju endap darah dari masing-masing sampel darah berbeda-beda hal ini di
pengaruhui oleh beberapa faktor yaitu Faktor eritrosit, plasma, dan teknik
dapat mempengaruhi laju endap darah. Hal ini sesuai dengan pendapat radiopoetra(2000)yang berpendapat bahwa Proses pemeriksaan
sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke
dalam tabung khusus selama (waktu di tentukan) Makin banyak sel darah merah
yang mengendap maka makin tinggi laju endap darahnya. Tinggi rendahnya
laju endap darah sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita
4.1.5.
Hemolisis
Cormack
(2008), mengatakan bahwa Hemolisis adalah rusaknya jaringan darah akibat
lepasnya hemoglobin dari stroma eritrosit (butir darah merah). Hemolisis dapat
disebabkan karena penurunan tegangan permukaan
membrane sel dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pelarut
organik, saponin, garam empedu, sabun, enzim, dan faktor lain yang merusak
komplek lemak-protein dari stroma. Faktor hemolisis ini ditemukan pada bisa ular
famili Elapidae.
Darah
|
Setelah didiamkan 30 menit
|
Hasil
|
Ayam
|
tetap
|
Tidak
terjadi hemolisis
|
Kambing
|
tetap
|
Tidak
terjadi hemolisis
|
Sapi
|
Merah
terang
|
Terjadi
hemolisis
|
Tabel 2. Hasil
pengamatan hemolisis
Anonim (2000) menyatakan juga bahwa
Jika phi cairan < phi darah, maka cairan bersifat hipotonik terhadap plasma
darah. Hal ini menyebabkan net aliran pelarut air dari cairan ke plasma darah.
Akibatnya sel darah merah akan mengembang dan dapat pecah sesuai juga dengan
pendapat F. D. Frandson (2000) Adanya hemoglobin dalam darah menimbulkan timbulnya warna merah dalam darah
dan hemoglobin tersebut merupakan suatu senyawa organik yang kompleks yang
terdiri dari empat pigmen porfirin merah.
4.1.6.
Hematokrit
Metode
pemeriksaan secara mikro berprinsip pada darah yang dengan antikoagulan dicentrifuge
dalam jangka waktu dan kecepatan tertentu, sehingga sel darah dan plasmanya
terpisah dalam keadaan mapat. Prosentase volum kepadatan sel darah merah
terhadap volume darah semula dicatat sebagai hasil pemeriksaan hematokrit
(Gandasoebrata, 2008).
Nilai hematokrit ialah
volum semua eritrosit dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam % volum darah
itu. Biasanya nilai itu ditentukan dengan darah kapiler atau darah vena
(Gandasoebrata, 2008). Hematokrit merupakan salah satu metode yang paling
teliti dan simpel dalam deteksi dan mengukur derajat anemia atau polisitemia.
Nilai hematokrit juga digunakan untuk menghitung nilai eritrosit rata-rata
(Wirawan, 1996)
4.1.7.
Hemoglobin
Hemoglobin adalah merupakan zat protein yang ditemukan
dalam sel darah merah (SDM), yang memberi warna merah pada darah. Haemoglobin
terdiri atas zat besi yang merupakan pembawa oksigen, kadar haemoglobin yang
tinggi abnormal tejadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat dari dehidrasi
(kehilangan cairan) kadar haemoglobin yang rendah berkaitan dengan berbagai
masalah klinis (Joice Leafever Kee, 2000). Haemoglobin terdiri dari bahan yang
mengandung besi yang disebut (heme) dan protein globulin. Terdapat sekitar 300
molekul haemoglobin dalam setiap sel darah merah. (Elizabeth J.Corwin, 2000).
Darah
|
Hemoglobin
|
Sapi
|
12,2
|
Ayam
|
8,4
|
Tabel 3. Hasil
pengamatan hemoglobin
4.1.8.
Menghitung Jumlah Sel Darah
Kelompok
|
Darah
|
Jumlah sel darah
|
A1
|
Sapi
|
3.500.000
|
A2
|
kambing
|
15.340.000
|
A3
|
Ayam
|
500.000
|
A9
|
Ayam
|
800.000
|
Tabel4. Hasil perhitungan
jumlah sel eritrosit
Kelompok
|
Darah
|
Jumlah
sel darah
|
A4
|
Sapi
|
66.500
|
A5
|
Kambing
|
20.200
|
A6
|
Ayam
|
16.950
|
A10
|
Sapi
|
17.350
|
Tabel5. Hasil perhitungan
jumlah sel leukosit
4.2.
FISIOLOGI KARDIVASKULER
4.2.1.
Pemeriksaan Tekanan Darah
Anonim (2008),
menyatakan tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah
pada dinding pembuluh darah, dan merupakan salah satu tanda-tanda vital utama.
Pada setiap detak jantung, tekanan darah bervariasi antara tekanan maksimum
(sistolik) dan minimum (diastolik). Tekanan darah dikarenakan oleh pemompaan
jantung dan resistensi pembuluh darah, berkurang sebagai sirkulasi darah
menjauh dari jantung melalui arteri. Tekanan darah memiliki penurunan terbesar
dalam arteri kecil dan arteriol, dan terus menurun ketika bergerak melalui
darah kapiler dan kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Gravitasi, katup
dalam pembuluh darah, dan memompa dari rangka kontraksi otot, adalah beberapa
pengaruh lain pada tekanan darah di berbagai tempat di dalam tubuhTekanan darah
dinilai dalam dua hal, sebuah tekanan tinggi sistolik yang menandakan kontraksi
maksimal jantung dan tekanan rendah diastolik atau tekanan istirahat
Dari hasil praktikum diperoleh hasil tekanan darah sebagai berikut
:
a.
Dwi
eka puji lestari : 110/80
b.
Sri
rezeki ardilah : 110/80
c.
Misnawati
: 110/80
d.
M.Alvin
ulum al-chasani : 110/80
Dari hasil percobaan diperoleh hasil semua tekana darah normal
yaitu 110/80
4.2.2.
Bunyi Jantung
Hasil dan pembahan pada pratikum
mendengarkan bunyi detak jantung didapat hasil yaitu dengan menggunakn
stetoskop terdengar bunyi jantung yaitu “Lup.. Dup..” hal tersebut sesuai
dengan yang menyatakan bahwa Bunyi jantung secara tradisional digambarkan
sebagai lup -dup dan dapat didengar melalui stetoskop. ´Lupµ mengacu pada
saat katup A -V menutup dan dupµ mengacu pada saat katup semilunar
menutup. Bunyi ketiga atau keempat disebabkan vibrasi yang terjadi pa da
dinding jantung saat darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel, dan
dapatdidengar jika bunyi jantung diperkuat melalui mikrofon.Murmur adalah
kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak wajar yangberkaitan dengan
turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena defek padakatup seperti
penyempitan (stenosis) yang menghambat aliran darah ke depan,atau katup yang
tidak sesuai yang memungkinkan aliran balik darah (Ethel 2003)
Dari hasil
praktikum diperoleh bahwa bunyi jantung normal adalah lub, dub,lub,dub. Dari
hasil praktikum selama 30 detik denyut jantung berbunyi sebanayak 40 kali
4.2.3.
Tes Kemampuan Fisik
a.
Tes
scheneider
Praktikan :
Taufiq Himawan
1.
Bersandar
-
5
menit pertama denyut nadi adalaah 56 (skor 3)
-
5
menit kedua denyut nadi adalah 52 (skor 3)
Pada 5 menit
pertama denyut nadi sebanyak 56 dan mendapat skor 3 dalam tabel scheneider
karena 56 termasuk kedalam interval 50-60 dan mendapat skor 3. Pada 5 menit
kedua, denyut nadi sebanyak 52 dan mendapat skor 3, Karena 56-52 adalah 4 , dan
4 termasuk kedalam interval 0-10 pada
tabel scor scheneider
2.
Berdiri
Pada 5 menit pertama denyut nadi sebanyak 64 dan mendapat skor 3.
Pada tabel scheneider karena 64 termasuk kedalam interval 60-70 pada tabel
scheneider. Pada 5 menit yang kedua denyut nadinya sebanyak 61 dan mendapat
skor 3 karena 64-61 adalah 3, dan 3 termasuk kedalam interval 0-10 pada skor
scheneider
3.
Berdiri
dengan 1 kaki diatas kursi
Setelah
dilakukan aktivitas berdiri dengan 1 kaki diatas kursi selama 3 menit diperoleh
denyut nadi sebanayk 27, seteh dihitung selama 15 detik dari hasil tersebut
didapat skor 1 karena 27×4 adalah 108, dan 108 termasu kedalam interval 91-120
pada skor scheneider
b.
Tes
Hardvard step
1.
Cara
lambat
Praktikan : Ari
kurnia hamzah
Lama naik turun bangku : 5 menit
Jumlah bilangan nadi : 30 detik
1.
58
2.
58
3.
56
AIK=
AIK =
AIK =
AIK =
AIK =
(kemampuan baik)
2.
Cara
cepat
Praktikan : M.
Alvin ulum al-chasani
AIK=
AIK=
AIK=
AIK=
Hal ini sesuai
dengan pendapat
Uchenk (2008), yang
menyatakan Tes Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk
mendeteksi dan atau mendiagnosa kelainan kardivaskuler. Tes ini juga salah satu
ukuran yang bagus bagi kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari olahraga
berat. Semakin cepat jantung kembali normal maka semakin bugar tubuhnya
4.3.
FISIOLOGI GINJAL
4.3.1.
Analisa Urin Secara Fisik
Dari
hasil analisis diperoleh hasil sebagai berikut
a.
Warna
urin : warna urin sapi peranakan ongol (PO) adalah berwarna kuning kecoklatan
b.
Kejernihan
: urin sapi peranakan ongol (PO) terlihat jernih, hal ini menandakan bahwa urin
baru dan segar
c.
Bau
: Urin sapi peranakan ongol (PO) berbau busuk. Bau busuk berasal dari
perombakan protein pada keadaaan karsinoma saluran kencing
d.
Derajat
keasaman (PH) : urin sapi peranakan ongol bersifat basa dengan PH 8
e.
Berat
jenis (BJ) : berat jenis urin sapi peranakan ongol (PO) adalah 1,042
f.
Kadar
kepekatan : Kadar kepekatan dari dua angka terakhir BJ dikali dengan 2,6
sehingga diperoleh hasil 109,2
g.
Kelompok
|
Warna
|
Kejernihan
|
Bau
|
PH
|
BJ
|
Kepadatan
|
|
Kambing jantan
|
coklat
|
Keruh
|
amoniak
|
Basa (9)
|
1,010
|
26
|
|
Kambing betina
|
Kuning
|
Keruh
|
Amoniak
|
Basa (9)
|
1,020
|
52
|
|
Kerbau betina
|
Coklat
|
Keruh
|
Amoniak
|
Basa (9)
|
1,006
|
15,6
|
|
Sapi PO
|
Kuning kecoklatan
|
Jernih
|
Busuk
|
Basa (18)
|
1,042
|
109,2
|
|
Sapi simental
|
Kuning
|
jernih
|
Rumput
|
Basa (18)
|
1,014
|
36,4
|
|
Tabel
6. Hasil pengamatan analisis urin
Sisa
metabolisme zat-zat makanan dikeluarkan melalui system ekskresi. Menurut Tuti
kurniati (2009) Sistem ekresi merupakan sistem yang berperan dalam
proses pembuangan zat-zat yang sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun
zat-zat yang membahayakan bagi tubuh dalam bentuk larutan. Ekresi terutama
berkaitan dengan pengeluaran-pengeluaran senyawa-senyawa nitrogen. Selama
proses pencernaan makanan, protein dicernakan menjadi asam amino dan diabsorpsi
oleh darah, kemudian diperlukan oleh sel-sel tubuh untuk membentuk
protein-protein baru. Mamalia memiliki sepasang ginjal yang terletak dibagian
pinggang (lumbar) dibawah peritonium. Urine yang dihasilkan oleh ginjal akan
mengalir melewati saluran ureter menuju kantung kemih yang terletak midventral
dibawah rektum. Dinding kantung kemih akan berkontraksi secara volunter
mendorong urine keluar melalui uretra
4.3.2.
Pengaturan Osmolaritas Ginjal
Dari hasil pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut
kelompok
|
praktikan
|
Pengukuran urin
|
|||||
Volume
|
Warna
|
Bau
|
kejernihan
|
||||
K
|
30
|
60
|
|||||
7
|
Setiawan (800 ml air +150 gr NaCl)
|
|
|
|
|
|
jernih
|
8
|
Rici rizki hasibuan (800 ml air +30 mg kopi)
|
|
|
|
|
|
jernih
|
9
|
Adam pajar pratma (800 ml air +30 gr NaCl)
|
|
|
|
|
|
jernih
|
10
|
Taufiq himawan (80 ml air +30 gr kopi)
|
|
31
|
24
|
Kuning kecoklatan
|
|
jernih
|
11
|
M.Rizki (80 ml air +10 gr NaCl)
|
|
31
|
27
|
|
|
Jernih
|
Tabel
7. Hasil pengukuran urin
Analisa
urin metabolisme itu sangatlah penting, karena dengan melakukan analisis, kita
dapat mengetahui berbagai kelainan yang terdapat pada metabolisme. Menurut
Wulangi (2000), menyatakan bahwa analisa urin itu penting,karena banyak penyakit dangangguan
metabolism dapat diketahui dari perubahan yang terjadi didalam urin. Zat
yang dapat dikeluarkan dalam keadaan normal tidak terdapat adalah glukosa,
aseton, albumin, darah dan nanah.
4.4.
FISIOLOGI SYARAF
4.4.1.
Pengamatan Fungsi Bagian Otak Katak
Hasil
dari praktikum pengamatan fungsi bagian otak katak adalah sebagai berikut :
No
|
Parameter
|
Katak normal
|
Katak decerebrasi
|
Katak spinal
|
1
|
Sikap badan
|
Stabil
|
Sedikit tegap
|
Rebah
|
2
|
Gerakan spontan
|
Melompat
|
Loncat tidak terlalu cepat
|
Berputar
|
3
|
Keseimbangan
|
Tidak terlalu cepat
|
Cepat
|
Cepat
|
4
|
Kemampuan berenang
|
cepat
|
Sedikit lambat
|
Diam
|
5
|
Frekuensi nafas
|
89/menit
|
71/menit
|
65/menit
|
6
|
Frekuensi denyut jantung
|
80/menit
|
63/menit
|
44/menit
|
Tabel 8. Hasil pengamatan fungsi
bagian otak katak
Dari pernyataan diatas
sesuai dengan pendapat Efendi (2001), bahwa katak amatlah berguna untuk mendemokrasikan fungsi spinal
karena perode shock spinal (akibat dari operasi pemutusan otak) yang
menghilangkan aktivitas refleks dan membuat katak menjadi lumpuh, tetapi
keadaan ini hanya berlangsung dalam beberapa menit saja.
Frandson (2006) menyatakan bahwa refleks yang lebih kompleks
diselenggarakan melalui pusat-pusat refleks yang terdapat dalam otak dimana
medulla oblongata berisi pusat refleks untuk mengontrol.
Keadaan ini sesuai dengan pernyataan Ommanney(2001), bahwa suatu
refleks spinal yang khas adalah refleks rentang yang digambarkan dengan refleks
pemukulan ligamentum pattela (suatu tendon) sehingga menyebabkan otot lutut
terlentang.
Pendapat
Dellan Brown (2009), bahwa yang menyusun saraf pptik adalah akson-akson dari
sel ganglion. Setiap sel reseptor tidak menikmati rangkaian pribadinya sendiri
kembali ke otak.
Frandson
(2006) menyatakan bahwa refleks yang lebih kompleks diselenggarakan melalui
pusat-pusat refleks yang terdapat dalam otak dimana medulla oblongata berisi
pusat refleks untuk mengontrol
4.4.2.
Sifat Aksi Reflek Pada Katak
Dari
hasil pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut :
No
|
pengamatan
|
Katak normal
|
Hambatan reflek
|
Katak spinal
|
|
diikat
|
dilepas
|
||||
1
|
Sikap badan
|
baik
|
diam
|
diam
|
melemah
|
2
|
Gerakan spontan
|
loncat
|
diam
|
loncat
|
melemah
|
3
|
Frekuensi nafas
|
90/menit
|
60/menit
|
71/menit
|
75/menit
|
4
|
Frekuensi denyut jantung
|
76/menit
|
85/menit
|
60/menit
|
65/menit
|
5
|
Kondisi kelopak mata
|
melotot
|
Besar kecil
|
Kelopak mata terbuka
|
Besar kecil melemah
|
6
|
Keseimbanagan
|
baik
|
diam
|
diam
|
loncat
|
7
|
Reaksi pengangkatan
|
meronta
|
diam
|
diam
|
loncat
|
8
|
Reaksi terhadap pemutaran papan
|
baik
|
baik
|
meloncat
|
loncat
|
9
|
Kemampuan berenang
|
meloncat
|
meloncat
|
berenang
|
kurang
|
Tabel 9. Hasil pengamatan aksi
reflek pada katak
Pada intensitas rangsangan, aki katak dicelupkan kedalam beker
gelas yang berisi 0,2 % H2SO4. Detik pemberian rangsangan dimulai reaksi 16
detik. Catat sifat reaksi dan cuci kemudian tunggu 5 menit dan ulangan
percobaan 10 detik dan dirata ratakan 13 detik
4.4.3.
Sifat Reflek Pada Manusia
Dari hasil
pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut :
1.
Reflek
mata
a.
Reflek
pupil
Ukuran pupil pada mata saat diberi cahaya mengecil, pada saat salah
satu mata ditutup dengan tangan, pupil mata membesar
b.
Reflek
akomodasi
Pada saat mata diberi cahaya pupil sejauh 5 meter, pupil mengecil
dari pada pupil yang tidak diberi cahaya
c.
Reflek
cornea (blink)
Pada saat tangan digerakan secara tiba tiba ke depan mata teman ,
reaksi teman tersebut adalah terkejut dan kelopak mata menutup secara otomatis
2.
Reflek
tendon
a.
Reflek
patella
Pada saat patella diketuk dengan disilangkan akan terasa sakit dan
tekejut
b.
Reflek
achilles
Pada saat berlutut pda kursi dengan bagian kaki bawah tergantung
ditepi kursi kemudian diketuk akan terasa sakit
c.
Reflek
bicep dan tricep
Pada saat lengan bawah diletakkan diatas meja kemudian diangkat
membentuk sudt 90 derajat reaksi yang timbul adalah reaksi sakit
d.
Reflek
bersin
Bersin adalah respon yang kurang lebih sama terhadap iritasi
epitel. Saat terjadi bersin seseorang akan menutup kelopak matanaya
e.
Pengecapan
Dari hasil percobaaan diperoleh bahwa lokasi rasa asam terdapaat di
tepi kiri dan kanan lidah, rasa manis terletak diujung lidah, rasaa pahit
terletak di pangkal lidah
4.4.4.
Sifat Reflek Pada Kucing
Dari hasil pengamatan, reaksi gelap ke terang reaksi yang muncul
adalah pupil mata kucing menjadi kecil. Pada reaksi terang ke gelap reaksi yang
timbul adalah pupil mata kucing dari besar berubah menjadi kecil
4.5.
FUNGSI ENDOKRIN
Hormone Gonadotropin Chronik (HCG)
merupakan hormon glikorotein yang unik untuk plasenta yang sedang tumbuh.
Sebelum immunoassay tersedia pada tahun1960-an uji-uji kehamilan menggunakan
bioassay yang memerlukan hewan seperti kelinci, tikus dan katak untuk membuktikan
adanya HCG dalam serum atau urine. Dewasa ini tes tersebut telah diganti dengan
tes imunologik yang menggunakan antibody terhadap HCG (sacher, 2004).
Dari hasil
percobaan, percobaan tidak berhasil karena dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti faktor berupa katak yang belum dewasa kelamin, posisi penyuntikan yang
salah, urin yang digunakan salah
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Pada
praktikum anatomi dan fisiologi terna ini, dapat ditarik kesimpulan yaitu
anatomi dan fisiologi ternak merupakan ilmu yang memepelajari struktur bagian
tubuh serta fungsinya, mempelajari sifat dan cara berbagai unsur yang membangun tubuh. Dengan adanya praktikum
ini praktikan mengetahui mengenai fisiologi darah, fisiologi ardiovaskuler,
fisiologi ginjal, fisiologi syaraf, dan fungsi endokrin baik pada hewan mupun
manusia
5.2 Saran
Praktikan harus saling bekerjasama
dalam melaksakan praktikum dan praktikan harus mematuhi tata tertib di
laboratorium agar praktikum dapat berjalan lancar.
Good :D
BalasHapusthanks
BalasHapus