Kamis, 21 Januari 2016

Kesehatan Ternak " ANTRAKS" fakultas peternakan Universitas jambi



PENYAKIT ANTRAKS


1.    Agen Penyakt

Agen penyakit antraks yaitu bakteri Bacillus anthracis. Bacillus anthracis adalah organisme berbentuk batang yang sifatnya aerobik, gram positif, tidak bergerak, dan mampu membentuk spora . Di bawah mikroskop, bakteri terlihat seperti batang yang besar. Namun, dalam tanah, di mana mereka tinggal, organisme antraks ada dalam bentuk aktif yang disebut spora. Spora ini sangat kuat dan sulit untuk dihancurkan. Spora telah dikenal untuk bertahan hidup di tanah selama 48 tahun. Penyebaran spora anthrax dapat melalui berbagai macam cara baik secara biologic mauoun mekanik, antara lain melalui hewan pemakan bangkai tercemar, makanan atau minuman tercemar dan air mengalir yang tercemar

2.    Sumber Infeksi

Sumber infeksi yang utama adalah setiap bahan yang berasal dari hewan yang mati karena antraks. Antraksbiasa ditularkan kepada manusia disebabkan pengeksposan kepada hewan yang sakit atau hasil ternakan seperti kulit dan daging, atau memakan daging hewan yang tertular anthrax. Lalat mempunyai peran penting dalam menyebarkan antraks secara mekanis terutama pada situasi wabah hebat di daerah endemis. Lalat memakan cairan tubuh bangkai ternak terjangkit antraks dan kemudian mendepositkan feses atau muntahan yang mengandung kontaminan kuman dalam jumlah besar pada helai daun pepohonan dan semak-semak di sekitarnya yang kemudian termakan oleh hewan
3.    Host

Host pada penyakit antraks yaitu manusia dan hewan ternak itu sendiri. Manusia yang terkena penyakit antraks ditularkan melaui Kontak langsung dengan hewan sakit, Menghirup spora dari hewan yang sakit, spora antraks yang ada di tanah/rumput dan lingkungan yang tercemar spora antraks maupun bahan-bahan yang berasal dari hewan yang sakit, seperti kulit, daging, tulang, dan darah., Mengkonsumsi daging hewan yang sakit/mati dan produknya karena. Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi

4.    Spesies Rentan
Menurut penelitian, kerentanan hewan terhadap antraks dapat dibagi dalam beberapa kelompok sebagai berikut:
a.   Hewan-hewan pemamah biak, terutama sapi dan domba, kemudian kuda, rusa, kerbau dan pemamah biak liar lain, juga marmut dan mencit (mouse) sangat rentan.
b.   Babi tidak begitu rentan.
c.   Anjing, kucing, tikus (rat) dan sebagian besar bangsa burung, relatif tidak rentan tetapi dapat diinfeksi secara buatan.
d.   Hewan-hewan berdarah dingin sama sekali tidak rentan (not affected)
5.    Cara Penularan

Penularan dan penyebaran antraks ada beberapa cara yaitu:
a.    Penularan dari hewan ke hewan atau ke manusia
Anthrax tidak bisa ditularkan oleh hewan yang satu ke hewan yang lainnya atau dari manusia ke manusia secara langsung. Penularan dapat terjadi bila hewan atau manusia lewat cairan tubuh yang mengandung kuman anthrax atau oleh spora yang ada disekelilingnya
b. Penularan melalui spora
Basil anthrax berada dan berkerumun di dalam berbagai jaringan hewan sakit, keadaan seperti ini kuman akan dikeluarkan dari tubuh melalui sekresi dan ekskresi selama sakit atau menjelang kematiannya. Spora dengan cepat akan terbentuk dan lebih lanjut mencemari tanah atau objek lain di sekitarnya. Bila terjadi hal yang demikian, maka akan menjadi sulit untuk memusnahkan sporayang sudah terlanjur terbentuk sehingga tersebar mencemari lingkungan
c.         Penularan melalui hewan dan pakan ternak
Rumput yang dipangkas untuk pakan ternak sangat potensial sebagai pembawa spora dan berisiko menularkan anthrax dari satu daerah ke daerah lain. Ketika rumput untuk pakan ternak semakin kritis, pemotongan rumput biasanya cenderung semakin ke pangkal batang yang berdekatan dengan tanah.Dengan demikian, ada tanah yang terbawa pada rumput tersebut. Bila tanah tersebut mengandung spora anthrax, maka akan menjadi sumber pencemaran di daerah tempat tinggal peternak tersebut
d.        Penularan melalui konsentrat atau bahan pakan dari hewan
Infeksi terjadi karena telah digunakan imbuhan pakan hewan yang terdiri atas tepung tulang mentah yang berasal dari hewan yang tertular anthrax. Sebelum pakan diberikan ke ternak harus dilakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan dilakukan pada suhu 130° C agar kuman anthrax bisa mati

6.    Bagaimana Cara Masuk ke Host yang Baru
Dalam kondisi tidak kondusif untuk tumbuh dan memperbanyak diri, maka kuman akan mulai membentuk spora. Untuk pembentukan spora diperlukan keberadaan oksigen bebas. Dalam situasi alamiah, siklus vegetatif terjadi dalam lingkungan rendah oksigen dari induk semang terinfeksi, dan dalam tubuh induk semang organisme tersebut secara khas berada dalam bentuk vegetatif. Begitu berada di luar tubuh induk semang, spora mulai terbentuk dengan terdedahnya bentuk vegetatif terhadap udara, kemudian spora terhirup atau menempel pada host dan pada produk hasil ternak, dapat juga memalui perantara lalat
7.    Gejala Penyakit
Dikenal beberapa bentuk anthraks, yaitu bentuk perakut, akut dan kronis.

a.    Anthraks bentuk perakut gejala penyakitnya sangat mendadak dan segera terjadi kematian karena ada pendarahan otak. Gejala tersebut berupa sesak nafas, gemetar kemudian hewan rebah. Pada beberapa kasus menunjukkan gejala kejang pada sapi, domba dan kambing, mungkin terjadi kematian tanpa menunjukkan gejala-gejala penyakit sebelumnya.
                   
b.    Antraks bentuk akut pada sapi, kuda dan domba. Gejala-gejala penyakitnya mula-mula demam, penderita gelisah, depresi, susah bernafas, detak jantung frekuen dan lemah, kejang, dan kemudian penderita segara mati. Selama sakit berlangsung, demamnya dapat mencapai 41,50C, ruminasi berhenti, produksi susu berkurang, pada ternak yang sedang bunting mungkin terjadi keguguran. Dari lubang-lubang alami mungkin terjadi eksreta berdarah. Gejala anthraks poda kuda dapat berupa demam, kedinginan, kolik yang berat, tidak ada nafsu makan, depresi hebat, otot-otot lemah, diare berdarah, bengkak di daerah leher, dada, perut bagian bawah, dan di bagian kelamin luar. Kematian pada kuda biasanya terjadi sehari atau lebih lama bila dibandingkan dengan anthraks pada ruminansia.

c.    Antraks bentuk kronis biasanya terdapat pada babi, tetapi kadang-kadang terdapat juga pada sapi, kuda dan anjing dengan lesi lokal yang terbatas pada lidah dan tenggorokan. Pada satu kelompok babi yang mendapat infeksi, beberapa babi diantaranya mungkin mati karena antraks akut tanpa menunjukan gejala penyakit sebelum nya. Beberapa babi yang lain menunjukan pembengkakan yang cepat pada tenggorokan, yang pada beberapa kasus menyebabkan kematian karena lemas. Kebanyakan babi dalam kelompok itu mati karena anthraks kronis yang ringan, yang berangsur-angsur akan sembuh. Bila babi tersebut disembelih, pada kelanjar limfa servikal dan tonsil terdapat infeksi anthraks.
8.    Cara keluar dari Infeksi
Keluar dari infeksi dapat dilakukan dengan pengobatan pada hewan sakit diberikan suntikan anti serum dengan dosis kuratif 100-150 ml untuk hewan besar dan 50-100 ml untuk hewan kecil. Penyuntikan antiserum homolog adalah IV atau SC, sedang yang heterolog SC. Jika perlu penyuntikan pengobatan dapat diulangi secukupnya. Lebih dini pemakaian serum diselenggarakan sesudah timbul gejala-gejala sakit, lebih besar kemungkinan untuk diperoleh hasil yang baik. Hewan  sakit atau yang sekandang dengan hewan sakit, diberi suntikan pencegahan dengan antiserum. Pemberian antiserum untuk tujuan pengobatan dapat dikombinasikan dengan pemberian antibiotik. Cara lain yang dapat dilakukan dengan memusanahan hewan yang terserang kemudian dibakar dan dikubur setelah itu tanah diberi kapur

9.    Pelaporan, Pencegahan, Pengendalian dan Pemberantasan
 a.     Pencegahan, Perlakuan terhadap hewan yang dinyatakan berpenyakit anthraks dilarang keras untuk dipotong.Bagi daerah bebas anthraks, tindakan pencegahan di dasarkan pada pengaturan yang ketat terhadap pemasukan hewan kedaerah tersebut. Anthraks pada hewan ternak dapat dicegah dengan vaksinasi. Vaksinasi dilakukan pada semua hewan ternak di daerah enzootik anthraks setiap tahun sekali, disertai cara-cara pengawasan dan pengendalian yang ketat.
 b.    Pengendalian dan Pemberantasan, Disamping pengobatan dan pengebalan, perlu cara-cara pengendalian khusus untuk penahan penyakit dan mencegah perluasannya.Tindakan-tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
 (1) Hewan-hewan yang, menderita anthraks harus diasingkan sedemikian rupa sehingga tidak dapat kontak dengan hewan-hewan lain
(2)     Pengasingan tersebut sedapat mungkin dikandang atau ditempat dimana hewan tersebut didapati sakit. Didekat tempat itu digali lubang sedalam 2 -2,5 meter, untuk menampung sisa makanan dan feses dari kandang hewan yang sakit
(3)     Setelah penderita mati, sembuh atau setelah lubang itu terisi sampai 60 cm, lubang itu di penuhi dengan tanah yang segar
(4)     Dilarang menyembelih hewan-hewan yang sakit
(5)     Hewan-hewan tersangka tidak boleh meninggalkan halaman dimana ia berdiam sedangkan hewan-hewan yang lain tidak boleh dibawa ketempat itu
(6)     Jika diantara hewan-hewan yang tersangka tersebut timbul gejala-gejala penyakit, maka hewan-hewan yang sakit tersebut diasingkan menurut cara seperti ditentukan dalam a
(7)     Jika diantara hewan-hewan yang tersangka dalam waktu 14 hari tidak ada yang sakit, hewan-hewan tersebut dibebaskan kembali
(8)     Di pintu-pintu yang menuju halaman, dimana hewan-hewan yang sakit atau tersangka sakit diasingkan dipasang papan bertuliskan "Penyakit Hewan Menular Anthraks" disertai nama penyakit yang dimengerti didaerah itu
(9)     Bangkai hewan yang mati karena anthraks harus segera dibinasakan dengan dibakar habis atau dikubur dalam-dalam
(10)   Setelah penderita mati atau sembuh, kandang dan semua perlengkapan yang tercemar harus dihapus hamakan
(11)   Kandang dari bambu atau alang-alang dan semua alat-alat yang tidak dapat diidentifikasi, harus dibakar
(12)   Dalam satu daerah, penyakit dianggap telah berlalu setelah lewat masa 14 hari sejak matinya atau sembuhnya penderita terakhir
(13)   Untuk mencegah perluasan penyakit melalui serangga, dipakai obat-obat pembunuh serangga
(14)   Hewan yang mati karena anthraks dicegah agar tidak dimakan oleh hewan pemakan bangkai
(15)   Tindakan sanitasi umum terhadap manusia yang kontak dengan hewan penderita penyakit dan untuk mencegah perluasan penyakit.
 c.     Pelaporan, Laporan kejadian penyakit anthraks berisi informasi selengkap mungkin, disampaikan kepada Kepala Dinas Peternakan dan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang dilengkapi dengan pengisian formulir yang telah ditentukan, seperti 
(1)   Laporan Dinas Peternakan atau Dinas yang berwenang ke Pemerintah Daerah, dan ke Direktorat Jendral Peternakan dan  Kesehatan Hewan Deptan RI, mengenai terdapatnya kejadian anthraks
(2)   Mengirim bahan-bahan pemeriksaan penyakit ke laboratorium yang berwenang untuk peneguhan adanya penyakit
(3)   Pernyataan tentang terdapatnya/bebasnya suatu daerah terhadap Anthraks oleh Kepala Pemerintah Daerah setelah adanya peneguhan teknis
















DAFTAR PUSTAKA

http://mypotik.blogspot.com/2010/03/penyakit-antraks-adalah-disebabkan.html, diakses 11 desember 2015.fom e-book
http://www.immunizationinfo.org/vaccines/anthrax, diakses 11 maret 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GIFTBOUQUET.JBI

guysss yang cari hadiah untuk wedding, graduation, birthday, anniversary, ataupun moment lainya bisa order di goftbouquet.jbi yaa kepoin in...