BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Dalam
penyusunan ransum, pakan sumber energi dan serat yang biasanya dihasilkan di
farm merupakan pakan basal. Pakan tersebut biasanya defisien protein dan
kemungkinan defisien satu atau lebih asam amino, mineral dan vitamin.
Feed
Supplement atau pakan suplemen merupakan pakan yang dipakai untuk memperbaiki
nilai gizi pakan basal. Biasanya pakan suplemen merupakan konsentrat:
1. Protein, satu atau lebih asam amino.
2. Satu atau lebih asam mineral.
3. Satu atau lebih vitamin dan
4. Campuran mineral, vitamin dan protein.
Feed
suplemen ternak unggas adalah makanan pelengkap untuk pakan unggas agar lebih
baik kualitas maupun gizinya.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian diaatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan Feed Supplement ?
2.
Jelaskan
fungsi Feed Supplement ?
3.
Bagaimana
cara penggunaan Feed Supplement untuk Pakan Unggas ?
4.
Jelaskan Feed Supplemet ?
1.3.
Tujuan
Pembahasan
Tujuannya adalah agar dapat mengetahui pengertian dari feed supplement, fungsinya,
penggunaanya untuk ternak unggas.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Feed Supplement
Feed suplement adalah bahan tambahan pakan yang berasal dari zat gizi
seperti dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, asam amino, enzim
hormon dan lain-lain.Pengelompokan feed
suplement didasarkan atas aktivitas dan cara kerjanya. Beberapa contoh feed suplement adalah asam amino,
suplemen mineral dan suplemen vitamin.
Feed suplemen ini biasa disebut premix.Premix biasanya terdiri dari
vitamin asam amino ,mineral, anti biotik atau keempatnya.Kita bisa membelinya
di poultryshop atau toko ternak unggas.beberapa nama dagang untuk produk food
supplement pada unggas antara lain adalah : Top mix,rodiamix, dan vetmix poultry plus.
2.2. Fungsi Feed Supplemet
2.2.1. Feed Supplement yang membantu meningkatkan
konsumsi pakan
Peningkatan konsumsi dapat
dilakukan dengan memperbaiki tekstur pakan (pellet binders atau perekat
pellet). Tekstur makanan untuk unggas yang paling baik adalah apabila berbentuk
pellet. Pellet dapat meminimalisir kekurangan bentuk pakan yang lain. Bentuk
amba (bulky) menyebabkan pakan sulit dikonsumsi dan cepat mengenyangkan. Bentuk
mash (halus) menyebabkan pakan sulit dikonsumsi dan berdebu. Supanya penggunaan
pakan tersebut dapat diminimalisir, tekstur makana tersebut perlu dirubah
menjadi tekstur yang menyesuaian dengan bentuk parih unggas, salah satunya dalam
beentuk pellet.
2.2.2.
Feed Supplemet yang membantu pencernaan
Pencernaan dapat
dioptimalkan dengan cara memberikan enzim. Pemberian enzim protease umumnya
akan meningkatkan kecernaan protein. Pemberian enzim lipase akan meningkatkan
kecernaan lemak dan pemberian enzim karbohidrase akan meningkatkan kecernaan
karbohidrat.
2.2.3. Feed suplement untuk meningkatkan sisi komersial produk ternak.
Salah satu contoh yang populer
adalah penggunaan karotenoid. Karetenoid adalah pigmen berwarna kuning. Karotenoid
dapat digunakan untuk pigmentasi ayam broiler dan kualitas kuning telur.
Konsumen umumnya menyukai ayam broiler yang kulitnya berwarna kuning sehingga
terlihat segar dan menarik perhatian. Beberapa contoh produk karotenoid adalah
karotenoid sintesis, carophy yellow dan jagung kuning.
2.2.4. Feed suplement untuk
meningkatkan metabolisme
Salah satu feed supelement yang umum
digunakan untuk meningkatkan metabolisme adalah estrogen. Estrogen menyebakan
penimbunan lemak lebih banyak dan karkas yang diperoleh lebih empuk. Feed
suplement lainnya adalah kasein dan yodium yang dapat mempercepat pertumbuhan
bulu dan menurunkan kadar lemak. Hormon dapat mengatur siklus bertelur dan
molting. Senyawa arsen dapat menstimulasi pertumbuhan.
2.3. Penggunaan Feed Supplement untuk Pakan Unggas
2.3.1. Feed suplemen antibiotic
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu
organisme untuk menghambat atau merusak pertumbuhan organisme lain contohnya
penisilin,aureomisin( klor tetrasiklin), terramisin (oksitetrasiklin ), feet
suplemen ini bisa dicampur dengan pakan atau dicampur dengan air minum.Ayam
yang di beri anti biotik pada pakannya, lebih terangsang pertumbuhannya
daripada yang tidak.dosisnya 1 s/d 10 g /100kg pakan.
2.3.2. Feed suplemen pemacu pertumbuhan
Feed suplemen pemacu pertumbuhan adalahfeed suplemen
anti biotik tidak mengandung zat antigenik dan dapat dieliminasikan secara
cepat tanpa residu setelah 24 jam.Feed suplemen ini antara lain olaku indoks,
basitrasin, flavomisin,Zn dan lain lain. Beberapa merk feed suplemen antara
lain Grobig, Rodhiamix.Dosis pemakaian untuk Ayam pedaging yaitu untuk stater
gunakan grobig stater 500 g/100 kg pakan. untuk finisher, Grobig broiler 500g
/100kg pakan.Jika menggunakan rodiamix , maka dosis yang di anjurkan untuk
pedaging finisher.Gunakan rodiamix 22 sebanyak 500 g ,atau rodiamix CFT 22
sebanyak 140 g, atau Rodiamix 784 sebanyak 179 g tiap 100 kg pakan.
2.3.3. Asam amino sintetis
Biasanya ada dua asam amino esensial yaitu DL-Methionin
bahan ini mengandung 98 -99% methionin dan L-Lisin mengandung 60-99%
lisin.Gunanya untuk melengkapi kekurangan protein hewani.
2.3.4. Koksidiostat (coccidiostat)
Obat untuk mencegah berak darah (koksidiosis).Banyak
macam obat yang bisa di campurkan ,misalnya Bambermycine, Amprolium, Monensin,
Nikarbazin, Neomicine, Salinomycine, Sulfakuinoksalin yang tersedia dalam
berbagai merk paten dan jangan lupa perhatikan dosis yang ada dalam kemasannya.
2.3.5. Anti jamur (antimold)
Jika bahan baku nyag di pakai mudah berjamur , maka sebaik
nya di beri anti jamur antara lain,Asam propionat, asam asetat asam sorbat,
ammonium propionat atau kombinasi dari bahan bahan tersebut.Dosisnya 0,09-0,1%.
2.3.6. Anti racun.(antitoksik)
Jika pakan berjamur maka akan menimbulkan racun bagi
ternak.Maka berilah anti racun pada pakan .Tapi jika sudah di beri anti jamur
maka tidak perlu di beri anti jamur.
2.3.7. Antioksidan
Udara yang lembab, panas matahari, oksidasi pengaruh
luar bisa merusak nutrisi dan kualitas pakan. Untuk mengantisipasinya, maka di beri
antioksidan. Misalnya BHT (Butylated hidroksi toluen),BHA (`butylated hydroksi
anisol),EQ (etoxyquin),PG (prophilgallate).
2.4. Feed
Supplemet
2.4.1. Supplement Protein
Protein supplement adalah
bahan baku yang mengandung protein lebih dari 20% protein atau protein
ekuivalen. Bahan ini dapat diperoleh dari ternak, ikan, tanaman, mikroba, juga
nitrogen bukan protein seperti urea, bluret dan produk ammonia.
2.4.2. Suplemen Asam Amino
Pada ternak yang berproduksi
memerlukan asam amino yang lebih tinggi untuk dapat memenuhi kebutuhan
tersebut. Sehingga kualitas protein ransum lebih penting untuk ternak yang
berproduksi.
2.4.3. Suplemen Mineral
Mineral sangat penting untuk
kelangsungan hidup ternak. Mineral esensial adalah mineral yang telah terbukti
mempunyai peranan dalam metabolism tubuh. Pakan sumber mineral dibagi dalam
tiga katagori yaitu:
1.
Limbah rumah tangga
Sangat potensial digunakan sebagai sumber mineral seperti tulang dan
jaringan sendi yang dihasilkan dari pengolahan daging. Limbah ini sangat baik
digunakan sebagai sumber Ca, O dan beberapa trace mineral.
2.
Mineral dari sumber alam
Pakan ini diperoleh dari alam dan diolah agar aman sebagai pakan.
Contonya batu phosphat yang dihilangkan flourinenya, NaCl, KCl, batu dolomit
dan CaCO3-.
3.
Sumber alam sintesis
Banyak sumber mineral sintesis yang telah dikembangkan dengan harga
yang murah dan kemurnian yang sangat tinggi. Sehingga peternak bisa memberi
mineral murni untuk tujuan tertentu.
Kelebihan dan ketidakseimbangan mineral harus dihindari.
Kecuali bahan seperti urea dan lemak hampir semua pakan dapat menyediakan
beberapa mineral. Meskipun demikian banyak ransum yang telah disusun masih
memerlukan satu atau beberapa mineral makro atau mikro.
Dari beberapa mineral maskro yang dibutuhkan ternak,
hanya NaCl, Ca, P secara rutin ditaambahkan kedalam ransum ternak. Mineral
makro lain seperti Mg dan S kadang-kadang ditambahkan kedalam ransum ternak
dalam kasus tertentu. Mineral mikro yang sering disuplementasikan kedalam
ransum yaitu Co, Cu, I, Fe, Mn, Se, Zn.
Pertimbangan yang harus diingat oleh peternak sehubungan
dengan suplementasi mineral anatara lain:
1.
Kebutuhan ternak
Usia, jenis kelamin, berat, dan parameter produksi harus
dipertimbangkan.
2.
Jenis pakan
Ternak yang menerima ransum konsentrat tinggi akan memerlukan
suplementasi mineral yang berbeda dari pada ternak yang menerima ransum hijauan
tinggi.
3.
Daerah asal pakan
Kandungan mineral pakan tergantung pada kandungan mineral tanah dan
factor genetic tanaman.
4.
Fasilitas
Jika campuran ditawarkan dengan bebas, maka perlu kontainer.
2.4.4. Suplemen Vitamin
Vitamin secara umum dapat dibagi atas 2 golongan yaitu:
1.
Vitamin yang larut dalam lemak;
Vitamin A, Vitamin B, Vitamin E dan Vitamin K.
2.
Vitamin yang larut dalam air :
Biotin, Cholin, Folacin (asam folat), inositol, niacin (asam nicotinat,
nikotiamid), asam pantotenat (Vitamin B3), asam paramino benzoate
(PABA), riboflavin (Vitamin B2), thiamin (Vitamin B1),
vitamin B6 (pyridoxine, pyrodoxal, pyridoxiamin), vitamin B12
(cobalamin), dan vitamin C (asam askorbat).
Pada vitamin yang larut dalam air hanya vitamin C yang
tidak termasuk dalam vitamin B kompleks. Vitamin berasal dari jaringan tanaman
kecuali vitamin C dan D yang terdapat dalam jaringan hewan hanya apabila hewan
mengkonsumsi pakan yang mengandungnya atau mikroorganisme yang ada dalam tubuh
mensintesisnya.
Vitamin yang larut dalam lemak terdapat dalam jaringan
tanaman dalam bentuk provitamin (precursor vitamin). Dalam kondisi yang baik
umumnya ransum mengandung cukup vitamin.
BAB
III
PENUTUP
1.4.
Kesimpulan
Feed suplement adalah tambahan pakan yang berasal dari zat gizi seperti
dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, asam amino, enzim hormon
dan lain-lain.Pengelompokan feed
suplement didasarkan atas aktivitas dan cara kerjanya. Beberapa contoh feed suplement adalah asam amino,
suplemen mineral dan suplemen vitamin.Feed suplemen ini biasa
disebut premix.
DAFTAR
PUSTAKA
Donoghue, D. J.2003. Antibiotic
residues in poultry tissues and eggs:
human health concerns? Poult. Sci. 82:618–621 .
http://diajengsurendeng.blogspot.com/2011/10/makanan-suplemen-food-supplement.html
Mumtaz A, JA Awan, and M Athar. 2000. Rational use of drugs in broiler meat production. Int. J. Agri. Biol. 2(3) : 269 – 272.
Naeem M, K Khan, and S Rafiq, 2006. Determination of residues of quinolones in poultry
products by High PressureLiquidChromatography .J.Aplied Sci.6(2):373-379.
Sundlof SF, and J Cooper. 1996.Human health risks associated with drug residues in animalderived foods. In: Moats, W.A. and Medina, M.B. (eds). 1996.Veterinary
Drug Residues: Food Safety.
The European
Parliament and the Council of
the European Union. 2003.
Regulation (EC) 1831/2003 of The European Parliament and of the Council of 22 September 2003 on additives for use in animalnutrition. Brussels, Belgium.
VAN DEN BOGAARD,A.E., N.BRUINSMA,
and E.E.STOBBERINGH . 2000. The effect of banning avopracin on VRE carriage in
the Netherlands (five abattoirs) and Sweden. J. Antimicrob. Chemother. 46 (1):
146-148.
Van den Bogaard AE, N London, C Driesen, and EE Stobberingh, 2001. Antibiotikresistance of faecal Eschericia
coli in poultry, poultry farmers
and poultry slaughterers. J.
Antimicrobial Chemotherapy 47 : 763 – 771.
Voogd ,CE. 1981. On the mutagenicity
of nitrimidazoles .Mutat.Res.86(3):243-277.
Fakultas peternakan universitas jambi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar